Sebelum ku tulis tiap kata yang
nantinya menjadi sebuah cerita panjang, ku-ucapkan terimakasih kepada mereka
yang telah hadir mengisi cerita ku selama di Jogja. Tepatnya pada
tanggal 16 Januari 2017 lalu.
Hari-hari dimana semuanya terasa begitu indah dan pikiran bebas tanpa beban.
Terimakasih,
- Untuk Mbak Tika, kakak
perempuan paling baik sedunia, yang sudah ngajak jalan-jalan, membelikan
dan memberikan banyak hal.
- Boy Candra, seorang penulis
yang kebetulan sekali juga berkunjung ke Jogja.
- Mbak Bani, kakak yang pernah
bantu mengupas sosis hehe. Yang senantiasa menemani saat aku duduk
sendirian di fakultas pertanian. Yang juga sudah menemani ke gramed.
- Mbak Wannah, teman mbak Tika
yang pertama kali aku lihat dari foto saat mbak Osjur.
- Mbak Mela, teman sekamar mbak
Tika yang selalu mengingatkan untuk solat dan tak pernah lelah bangunin
untuk solat subuh. Kakak yang awalnya kelihatan galak tapi ternyata lucu
dan baik.
- Mbak Ratna, keluarga Kost
Azalia yang lucu dan doyan makan.
- Mbak Reza, kakak Azalia yang
cantik dan takut kucing.
Beserta keluarga Azalia yang lain, Mbak Ela, Mbak
Caca, dan Mbak Ummi.
Juga teman-teman Sejurusan mbak
Tika, teman-teman mbak Tika yang pernah main di kost mbak Tika yang tak bisa aku
sebut satu persatu. Terimakasih sudah berkenalan dan mengisi kisah ini.
***
Cerita dipertengahan tahun 2015
lalu rupanya belum berakhir, dan alhamdulillah dapat berlanjut di awal tahun
2017 ini.
Kunjungan di jogja kali ini,
bukanlah untuk mengikuti sebuah ujian masuk Universitas seperti di tahun 2015
lalu. Namun, bukan juga sebagai Mahasiswa dari Universitas yang aku tulis di
akhir catatan jogja story lalu. Aku datang sebagai pengunjung. Ya berkumjung keJogja
untuk menghabiskan beberapa waktu liburan. Bukan lagi sebagai pelajar yang akan
mengikuti test masuk universitas.
Baiklah, perihal masalalu tak baik
mengingatnya terlalu lama. Lebih baik menata diri untuk merajut kisah
selanjutnya.
Hari itu cuaca begitu cerah. Pada
hari ke 16 bulan Januari di awal tahun 2017. Berbeda dengan kunjungan sebelumnya, kali ini aku
benar-benar siap, tanpa rasa gugup ataupun hal lain yang membuat gelisah.
Mungkin karena memang tujuanya sudah berbeda. Tak sama dengan saat berkunjung
keJogja 2tahun lalu. Kali ini memang untuk liburan.
Ria sudah Mahasiswa. Dan Jogja masih sama seperti 2tahun
yang lalu. Masih menyambutku dengan baik. Maih membawa senyum, dan masih indah
hingga waktu terasa cepat berlalu ketika aku berada di sana. Aku berangkat
dengan Travel, disamping belum paham betul tatacara naik bus untuk ke Jogja,
barang bawaan yang dipesan mbak Tika pun banyak. Jadi, memang lebih baik jika
naik Travel, agar mudah dan praktis membawanya. Pukul tujuh pagi Travel telah
sampai didepan rumah, dan sampai di indekost mbak Tika kira-kira pukul satu
siang. Maka, ceritaku dijogja dimulai dari sana.
Ya, tempat yang kutuju untuk pertama kali pastinya indekost mbak Tika. Agak sepi waktu itu,
mungkin karena teman mbak Tika rata-rata
aktivis yang sibuk dikampus. Dari
kunjungan sebelumnya untuk sekedar kenal dengan anggota kost Azalia cukup sulit.
Karena aku memanglah seorang yang pendiam diawal bertemu. Namun, seiring
berjalannya waktu aku mulai mengenal ukhti-ukhti kost Azalia. Mereka adalah
perempuan yang lucu-lucu, aku suka. Walau memang untuk mandi harus menunggu
agak lama, yahh kuanggap
itu sebagai tantangan saja hehe.
Jogja, mungkin awalnya hanya
beberapa teman yang tau bahwa aku sedang berlibur disana. Karena memang aku tak
memberitahu secara sengaja. Lama kelamaan merekapun tahu dari percakapan kecil
di sebuah pesan chat, atau postingan ku pada media sosial. Ya, begitulah. Aku
hanya ingin menikmati Jogja tanpa kehadiran orang-orang yang kukenal di Madura.
Di jogja aku pernah melakukan hal
yang sebelumnya tak pernah, bahkan mungkin tak mau kulakukan sebelumnya. Ya!!
Hujan-hujan. Perihal hujan sebenarnya aku tak begitu menyukainya. Dan mungkin
kali ini bisa dikatakan terpaksa. Siang
itu, seperti biasa aku ikut Mbak Tika ke kampus. Sekedar duduk-duduk saja dan
melihat mahasiswa UGM beraktivitas. Aku sudah lumayan kenal dengan teman dekat
mbak Tika, karena memang ini adalah pertemuan ke-2 ku dengan mereka.
Sehabis makan di kantin dan
menjalankan ibadah solat dhuhur,
langit siang itu tiba-tiba gelap. Karena mendung
aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, dan bak Tika
masih sibuk penelitian di Laboratorium. Karena Takut "kebeteng" di
laboratorium yang baunya menyengat, akhirnya Ria pulang sendiri. Aku mempercepat langkah saat sudah
melewati parkiran,
takut kalau-kalau hujan turun. Langit begitu gelap. Dan selayaknya manusia, aku
tak pernah bisa menebak apa yang terjadi disatu detik selanjutnya. Tiba-tiba
saja hujan turun begitu lebat. Jalanan begitu lengang. Angin genit mulai
berhembus kuat. Aku tidak berteduh, kuterobos hujan sian itu sendiri. Maka, itu adalah pertama kalinya
aku kehujanan sendirian. Kucatat hari itu, dan akan menjadi ceritaku. Seru sekali
sih tapi.
***
12hari aku di Jogja. Cukup lama.
Tapi terasa cepat.
Hari itu, -lupa aku hari apa-
adalah untuk pertama kalinya aku nonton bioskop. Aku begitu semangat. Dan hari itu
adalah pertama kalinya aku naik ojek online. Tapi Bapak salah satu ojek online menggoreskan cerita lain.
Mandi pagi-pagi lalu bersiap berangkat ke Lippo. Mbak Tika sudah pesan Ojek
Online. Dan apesnya aku, bapak-bapak ojek yang kutumpangi itu tak bawa helm
-dia bilang mungkin terjatuh dijalan- alhasil aku harus bawa helm sendiri.
Beliau juga tak tau jalan. Aish mimpi apa aku semalam. Beliau malah
bertanya padaku, aku yang berstatus penumpang nari kota sebrang. Ini adalah petama kalinya aku naik
ojek online, namun bapak itu tak memberi kesan baik. Ya sudahlah, tak ada kisah
yang sepanjang cerita akan mulus tanpa masalah. Yang penting semuanya terobati
saat aku mulai duduk dibangku bioskop dan menikmati film yang diperankan Yuki
Kato kala itu. Bersama Mbak Tika, Mbak Bani, dan Mbak yang satu aku lupa
namanya. Tapi aku ingat wajahnya -maaf Ria memang mudah lupa nama orang. Pulangnya aku
dan mbak Tika naik Go-Car.
***
Di kost Azalia, aku sering mencuci
piring. Mbak Tika memang suka sekali menyuruhku. Aku sih sudah terbiasa jadi tak terkejut.
Namun, berbeda dengan kakak Azalia. Sering aku debat-depat kecil dengan mbak
Tika di kamar. Mengomeliku atau menyuruhku, namun aku
lagi malas hingga pada akhirnya berdebat kecil. Namun pada akhirnya selalu mbak
Tika yang menang,
dan kakak Azalia sering heran sendiri dengan kami. Kalau di ingat lucu juga
haha.
Salah satu cerita di Jogja yang tak
terlupakan adalah bertemu dengan Boy Candra, salah satu penulis indonesia. Baca
http://anggarawati.blogspot.co.id/2017/02/goresan-tinta-untuk-boy-candra.html
Di Jogja walau sering ditinggal
mbak Tika ngeLes tapi tetap senang.
Awal aku ke Jogja, kondisi Mbak
Tika tidak begitu baik. Perutnya sakit. Dan yah, kalau sudah begitu tak bisa
diganggu. Alhasil, aku yang membeli lauk. Sebab aku masih belum tau tempatnya,
maka aku pernah salah
saat menuju tempat untuk membeli makanan. Akhirnya pulang dengan tangan kosong.
Lalu, Bapak tukang bakso menyelamatkan perut kami. Aku dan mbak tika pun beli
bakso. Kenyang, karena aku hampir menghabiskan dua porsi. Soalnya bakso mbak
Tika tak habis dan aku yang menghabiskan.
***
Hari-Hari selama di Jogja banyak
hal terjadi, yang tak bisa diceritakan satu persatu -karena terlalu banyak.
Hingga di ujung liburanku, Mbak Tika mengajak ke malioboro. Salah satu tempat
yang banyak dikunjungi wisatawan ketika berkunjung di Jogja. Kami jalan berdua,
sebab teman mbak Tika rata-rata sibuk -aku tau mbak Tika sebetulnya juga sibuk,
tapi sengaja menyempatkan. Untuk
sampai ke Malioboro kami harus naik Bus Trans. Dan yah, sukses mulas-mulas
perutku. Untung aja tak muntah.
Di Malioboro, di belikan banyak
sesuatu oleh Mbak Tika. Kami menikmati siang yang penuh lampion warna merah.
Sekitar pukul empat sore kami pulang
ke indekost, mampir beli tahu bulat sebentar dan malamnya mbak Tika harus
ngeles lagi. Dan aku, ditinggal lagi.
***
Untuk Mbak Tika Terimakasih sudah
diajak main di Jogja. Menikmati Sunmor, melihat laboratorium tempat Mbak Tika
nge-lab, nonton bioskop, jalan ke malioboro dan hal-hal lain yang sebelumnya
belum pernah kulakukan.
Terimakasih untuk kakak penghuni
Azalia yang menerima kedatanganku. Terkhusus untuk Mbak Mela yang senantiasa mau berbagi tempat tidur. Maaf jika
mungkin Ria tidur nya banyak tingkah.
Makasih juga Mbak Tika dan Mbak
Mela yang sudah mengantar sampai ke Terminal, bahkan sampai Ria duduk di Bus. Juga sudah bantu membawakan Tas di perjalanan menuju
terminal.
Jogja Terimakasih untuk
cerita-cerita yang kau tuang. Juga hujan di kotamu yang telah membasahiku.
Aku akan rindu makanan-makanan dari
kota itu –terkhusus aya geprek.
Rindu dinginnya pagi yang menyengat kulit. Rindu Radio jogja. Dan semua hal Di
Jogja.
Semoga nantinya dapat kembali ke
Jogja. Dengan tujuan yang berbeda dan tidak sendirian pula.







0 comments:
Post a Comment