Bangkalan, adalah sebuah daerah tropis penghasil sumber daya alam. Salah satunya adalah penghasil garam. Jika berkunjung keMadura atau Bangkalan tepatnya, yang didapatkan pastinya adalah sensasi tropis. Mungkin jika orang Malang berkunjung keMadura akan merasakan sensasi yang benar-benar berbeda.
Bicara mengenai cuaca diMadura, tentunya tak akan ada sensasi apa-apa jika berkunjung diMadura tepatnya di Bangkalan, Kecamatan Kamal pada musim kemarau. Berjalan kaki dijalan raya tak akan ada hambatan, kecuali jika berkunjung pada musim penghujan. Mau tidak mau, siap tidak siap harus melepas sepatu dan menerobos banjir dijalan raya. Mengapa bisa seperti itu? Mengapa air hujan mengalir begitu lama dan pada akhirnya menggenang dijalanan?
Banjir, jika berbicara mengenai hal ini pasti tidak jauh-jauh dari sampah. Menilik dari keadaan sekitar Jln. Raya Telang yang menuju Kampus Universitas Trunojoyo Madura, sampah memang banyak menumpuk-numpuk disamping jalan raya. Namun masalah sampah saat ini sudah sedikit teratasi oleh pemerintah setempat. Dengan mengeluarkan peraturan baru, yakni tidak boleh lagi membuang sampah disamping Jalan Raya. Walau masih saja terdapat mahasiswa yang melanggar, hal ini mungkin dapat juga disebabkan karena kurangnya sosialisasi. Jika masalah sampah sudah diatasi sedikit demi sedikit, mengapa masih saja terjadi banjir di Jln. Raya telang?
Jika diamati baik-baik sebenarnya masalah banjir di Jln. Raya Telang bukanlah semata-mata karena sampah. Namun, juga disebabkan oleh struktur jalanan yang tidak rata dan berlubang. Selain menyebabkan banjir hal ini juga mengancam keselamatan para pengendara motor.
Penyebab banjir yang lainnya adalah juga dikarenakan belum adanya selokan yang memadai, yang dapat dijadikan sebagai tempat mengalirnya air agar tidak menggenang dijalan raya.
Belum adanya trotoar juga memusingkan para pejalan kaki. Bukan hanya musim penghujan, namun juga pada hari-hari biasanya. Pasalnya para Mahasiswa banyak yang berjalan kaki menuju Kampus. Dan ketika musim penghujan, ketika jalanan banjir, para mahasiswa terkadang berjalan ditengah-tengah jalanan yang tidak terkena banjir. Hal ini sungguh sangat membahayakan dan sangat menghawatirkan.
Jln. Raya Telang saat ini memang benar-benar membutuhkan perhatian dari pemerintah setempat. Sangat tidak nyaman memang jika harus berangkat kuliah dengan menerobos banjir telebih dahulu.
Pemerintah harusnya lebih peka terhadap kondisi ini. Memperbaiki jalan raya agar kounturnya sama, membuat selokan yang memadai agar air dapat mengalir dengan baik, namun hal ini tidak semata-mata tugas pemerintah saja. Namun semua elemen masyarakat, perlu kerjasama antara kedua belah pihak agar nantinya dapat tercipta kondisi lingkungan yang baik bagi masyarakat. Juga membuat trotoar untuk pejalan kaki. Agar pengendara nyaman, dan pejalan kaki pun aman.
Bicara mengenai cuaca diMadura, tentunya tak akan ada sensasi apa-apa jika berkunjung diMadura tepatnya di Bangkalan, Kecamatan Kamal pada musim kemarau. Berjalan kaki dijalan raya tak akan ada hambatan, kecuali jika berkunjung pada musim penghujan. Mau tidak mau, siap tidak siap harus melepas sepatu dan menerobos banjir dijalan raya. Mengapa bisa seperti itu? Mengapa air hujan mengalir begitu lama dan pada akhirnya menggenang dijalanan?
Banjir, jika berbicara mengenai hal ini pasti tidak jauh-jauh dari sampah. Menilik dari keadaan sekitar Jln. Raya Telang yang menuju Kampus Universitas Trunojoyo Madura, sampah memang banyak menumpuk-numpuk disamping jalan raya. Namun masalah sampah saat ini sudah sedikit teratasi oleh pemerintah setempat. Dengan mengeluarkan peraturan baru, yakni tidak boleh lagi membuang sampah disamping Jalan Raya. Walau masih saja terdapat mahasiswa yang melanggar, hal ini mungkin dapat juga disebabkan karena kurangnya sosialisasi. Jika masalah sampah sudah diatasi sedikit demi sedikit, mengapa masih saja terjadi banjir di Jln. Raya telang?
Jika diamati baik-baik sebenarnya masalah banjir di Jln. Raya Telang bukanlah semata-mata karena sampah. Namun, juga disebabkan oleh struktur jalanan yang tidak rata dan berlubang. Selain menyebabkan banjir hal ini juga mengancam keselamatan para pengendara motor.
Penyebab banjir yang lainnya adalah juga dikarenakan belum adanya selokan yang memadai, yang dapat dijadikan sebagai tempat mengalirnya air agar tidak menggenang dijalan raya.
Belum adanya trotoar juga memusingkan para pejalan kaki. Bukan hanya musim penghujan, namun juga pada hari-hari biasanya. Pasalnya para Mahasiswa banyak yang berjalan kaki menuju Kampus. Dan ketika musim penghujan, ketika jalanan banjir, para mahasiswa terkadang berjalan ditengah-tengah jalanan yang tidak terkena banjir. Hal ini sungguh sangat membahayakan dan sangat menghawatirkan.
Jln. Raya Telang saat ini memang benar-benar membutuhkan perhatian dari pemerintah setempat. Sangat tidak nyaman memang jika harus berangkat kuliah dengan menerobos banjir telebih dahulu.
Pemerintah harusnya lebih peka terhadap kondisi ini. Memperbaiki jalan raya agar kounturnya sama, membuat selokan yang memadai agar air dapat mengalir dengan baik, namun hal ini tidak semata-mata tugas pemerintah saja. Namun semua elemen masyarakat, perlu kerjasama antara kedua belah pihak agar nantinya dapat tercipta kondisi lingkungan yang baik bagi masyarakat. Juga membuat trotoar untuk pejalan kaki. Agar pengendara nyaman, dan pejalan kaki pun aman.







0 comments:
Post a Comment