#teman
Apakah kamu pantas disebut teman?
Walau bagaimana pun menurutku kamu adalah temanku.
Aku selalu sabar menghadapi mu. Selalu. Apa ada dihari-hari hari ku aku terlihat sedih? Apa ada diantara hari-hariku aku menangis didepan teman-teman??
Aku memang cengeng, dari kecil. Aku memang mudah menangis.
Tapi Aku selalu sabar denganmu. Apa aku pernah marah padamu? Meski kau melakukan sesuatu yang membuat darahku naik ke ubun-ubun?? Membuatku kesal dan membuatku ingin menjerit agar sedunia tau.
Aku selalu tersenyum, meski dada ini sesak oleh apa yang kau perbuat.
Tolong, jangan membuatku benar-benar marah ya? Karena "marahnya orang yang tak pernah marah, bisa lebih parah dibanding orang yang sering marah"
Dan lagi, aku memang teledor, tapi tak seteledor kamu. Paling tidak aku mengembalikan dan menjaga sesuatu yang kupinjam. Karena keteledoranmu semua menanyakan kepunyaannya padaku, aku yang tak tau apa2. Aku yang harus menyanggupi dan berusaha mencari barang-barang mereka yang kau pinjam.
Kau juga sering merusak dan menghilangkan barang kesayanganku, tapi apa aku pernah marah?? Apa aku pernah menggunjingmu??
Kamu membuat hari-hariku disini pilu.
Beragam nasihat aku terima dari teman satu atap, dan kamu tau? Aku sedih mendengar nasihat mereka. Aku terdengar menyedihkan. Sangat menyedihkan, hingga pagi hari yang harusnya aku semangat berangkat kuliah, malah harus berkaca-kaca.
Aku bersyukur kita dapat berpisah. Setidaknya tuhan mengembalikan kebahagiaanku. Bukan berpisah dalam pertemanan, namun hanya berpisah tempat. Walau masih berada dalam satu atap. Bagaimanapun kau adalah temanku, walau kau selalu membuatku terisak.
Aku sedih, namun tak pernah diantara teman2 ku yang mengatakan bahwa aku terlihat murung. Mereka selalu mengatakan aku selalu ceria. Iya Ria yang ceria dan seolah tak punya beban kesedihan apa-apa.
Apakah kamu pantas disebut teman?
Walau bagaimana pun menurutku kamu adalah temanku.
Aku selalu sabar menghadapi mu. Selalu. Apa ada dihari-hari hari ku aku terlihat sedih? Apa ada diantara hari-hariku aku menangis didepan teman-teman??
Aku memang cengeng, dari kecil. Aku memang mudah menangis.
Tapi Aku selalu sabar denganmu. Apa aku pernah marah padamu? Meski kau melakukan sesuatu yang membuat darahku naik ke ubun-ubun?? Membuatku kesal dan membuatku ingin menjerit agar sedunia tau.
Aku selalu tersenyum, meski dada ini sesak oleh apa yang kau perbuat.
Tolong, jangan membuatku benar-benar marah ya? Karena "marahnya orang yang tak pernah marah, bisa lebih parah dibanding orang yang sering marah"
Dan lagi, aku memang teledor, tapi tak seteledor kamu. Paling tidak aku mengembalikan dan menjaga sesuatu yang kupinjam. Karena keteledoranmu semua menanyakan kepunyaannya padaku, aku yang tak tau apa2. Aku yang harus menyanggupi dan berusaha mencari barang-barang mereka yang kau pinjam.
Kau juga sering merusak dan menghilangkan barang kesayanganku, tapi apa aku pernah marah?? Apa aku pernah menggunjingmu??
Kamu membuat hari-hariku disini pilu.
Beragam nasihat aku terima dari teman satu atap, dan kamu tau? Aku sedih mendengar nasihat mereka. Aku terdengar menyedihkan. Sangat menyedihkan, hingga pagi hari yang harusnya aku semangat berangkat kuliah, malah harus berkaca-kaca.
Aku bersyukur kita dapat berpisah. Setidaknya tuhan mengembalikan kebahagiaanku. Bukan berpisah dalam pertemanan, namun hanya berpisah tempat. Walau masih berada dalam satu atap. Bagaimanapun kau adalah temanku, walau kau selalu membuatku terisak.
Aku sedih, namun tak pernah diantara teman2 ku yang mengatakan bahwa aku terlihat murung. Mereka selalu mengatakan aku selalu ceria. Iya Ria yang ceria dan seolah tak punya beban kesedihan apa-apa.







0 comments:
Post a Comment