“Menulislah,
apapun jangan pernah takut tulisanmu tidak dibaca orang, yang penting tulis,
suatu saat pasti berguna” Pramoedya Ananta Toer
Iya, seperti kata bapak Pramoedya
Ananta Toer. Menulislah apapun itu. Aku selalu punya pikiran negatif saat menulis,
takut kalau tulisanku tak dibaca orang, takut kalau tulisanku dicela orang. Dan
lain sebagainya. Takut. Iya takut.
Takut kalau menurut orang tulisan ku tidak layak untuk dibaca.
Entah, sejak kapan aku suka menulis
akupun tak tau, yang pasti saat aku masih duduk dibangku SD dulu aku suka
menulis diary. Ya, diary anak-anak. Aku suka menulis, namun aku tak begitu
sering membaca. Aku jarang membaca buku pelajaran, buku pelajaran yang kubaca
mungkin Bahasa indonesia, atau dulu di sebutnya TAKTIS (kalau gak salah si
namanya itu) itu saja cuma cerita-cerita, pun dalam hati aku bacanya dan itu
diam-diam. Aku tak suka belajar didepan umum, entahlah aku juga tak tau kenapa.
Sebelum punya hobby menulis. Aku
punya banyak hobby waktu SD, juga punya banyak cita-cita. Namun tiap kali
ditanya guru apa cita-cita dan hobbyku aku menjawab membaca, dan menjadi
seorang guru. Jawaban yang klise dikalangan anak-anak. Dan jawaban itu
kugunakan sampai SMP. Cita-citaku banyak, namun aku tak pernah mengatakan pada
orang. Dengan alasan “malu” bagaimana jika nanti cita-citaku tak dapat aku
raih? Pasti diejek. Dan jika ditanya apa cita-cita lain selain jadi seorang
guru, aku Cuma menjawab ingin sukses. Dan teman-temanku menertawakan
cita-citaku. Katanya cita-citaku itu ambigu, sukses dalam hal apa.
Bicara tentang cita-cita, mejadi
sorang penulis tidak pernah masuk dalam daftar cita-citaku dari kecil. Mungkin sampai sekarang aku masih tdak ingin
jadi penulis. Banyak temanku yang mengatakan “ri, coba deh nulis buku” dan aku
hanya menjawab dengan senyuman lalu mengatakan “aku belum pengen buat buku” aku
merasa tulisanku masih belum layak. Punya hobby menulis saja baru saat kelas
3SMA. Dan jika aku baca cerpen orang-orang, bagus banget dan akupun sering minder.
Cerpen buatanku pasti tak ada kata-kata puitisnya, aku gak bisa aku gak puitis.
Aku pernah sharing sama kakak tingkat, jurusan PBSI dan bernaung di satu UKM
yang sama. Mbak itu bilang
“coba ikut o lomba dek,”
akupun menjawab,
“masih belum PD mbak,
tulisanku gak bisa puitis, aku pengen buat cerpen yang puitis kayak punya kakak
yang lain,” kemudian kakak tingkat itu bilang,
“setiap orang itu punya
cirri nya masing-masih dalam menulis, dan kamu juga punya cirri. Jangan
berpatokan pada orang,” kemudian aku hanya bisa menghela napas. Menulis.
Saat
aku masih SD aku suka menggambar desain-desain baju. Bukan menulis. Entahlah aku
juga tak tau,mungkin saja karena
aku suka main Barbie-barbiean dulu. sering sekali aku menggambar, banyak,
samapai berlembar-lembar namun sekarang mungkin sudah hilang semuanya. Dan saat itulah aku bercita-cita ingin menjadi seorang desainer.
Selain menggambar desain baju, aku
dimasa SD juka senang menggambar denah rumah, dan hal ini berlanjut sampai SMP.
Kertas-kertas buku tulis yang masih kosong aku sobek dan kutempel tempel hingga
menjadi besar, kemudian aku gambar sebuah denah rumah besar dan bertingkat
berasa punya rumah idaman saat gambar itu selesai. Arsitek. Iya, aku pernah
bercita-cita menjadi seorang arsitek, dan sama seperti sebelumnya, aku merasa
senang saat menggambar itu. Imajinasiku selalu bermain, aku merasa aku memiliki
rumah yang besar. Pengen rasanya, Kuliah jurusan tatabusana atau arsitek.
Aku dimasa kecil juga suka menjahit,
sampai-sampai ibuku selalu marah. Karena aku selalu menyobek-nyobek baju dan
kemudian kubuat mainan. Dijadikan baju, atau lain sebagainya. Aku suka
menjahit, namun jahitanku tak begitu bagus juga. Dan hobby ini berlanjut sampai
sekarang.
Selain menjahit aku dimasa kecil juga
sangat suka dengan apa yang namanya kartun, sampai sekarang. Masa kecilku
bahagia, aku diberi tontonan kartun dan lagu-lagu wajib oleh bapak. Membeli CD
diperempatan jalan, dan menontonnya dirumah. Kenapa aku suka kartun? Bukan,
bukan karena ceritanya. Namun karena gambarnya, dan sampai sekarang ketika ada
kartun yang gambar nya bagus aku suka melihatnya, jika gambarnya tidak bagus ya gak ku tonton.
Aku sering iseng menggambar kembali kartun yang di TV, tapi itu dimasa kecil.
Bicara soal menggambar, dulu saat aku
SD bahkan sampai SMA teman-temanku pasti mengejek-ejek gambarku. Kata mereka
gambarku bagus, dan pasti digambarkan oleh kakak perempuanku. Ya Allah, seolah-olah
kempuanku tidak diakui,
seolah-olah aku ini tidak bisa apa-apa. Padahal mbak tika
gambarannya juelek banget wkwkwk.
Aku suka anime, dan aku lebih suka
komik dibandingkan Novel. Dulu saat aku duduk di bangku SMP, aku sering
meminjam komik temanku untuk kubaca dirumah. Aku senang menggambar, aku sering
gambar-gambar komik dulu, menyobek buku tulis yang masih kosong dan
mengumpulkannya kemudian di staples, setelah itu ku gambar seperti komik, namun
mungkin sekarang sudah hilang karena rumah yang dipindah-pindah. Dan sekarang
aku jarang sekali menggambar, sampai kaku jari jemariku.
Satu lagi cita-cita yang paling aku
inginkan. Yaitu menjadi tim kreative TRANSTV. Atau menjadi wartawan di TRANSTV.
DKV, jujur pas SBM atau SNM kemarin aku pengen daftar jurusan itu, atau mungkin
jurusan SENI, namun setelah kufikir-fikir sepertnya tidak mungkin. Dan kata mbak, “ngapain daftar jurusan seni
nanti temenmu gondrong-gondrong lo” wkwkwkwk
Aku memang tak memiliki labtop, tapi
setidaknya aku tidak gaptek. SMA aku pernah ikut les komputer, dan lumayan
dapat ilmu lah. Dulu pas masuk
perkuliahan, sebenarnya pengen daftar ukm triple C. tapi masih ragu soal e gak
ada labtop hehe.
Dan sekarang, aku suka menulis.
Sebenarnya menulis itu suatu hal yang tak asing disekitar kita. Tiap hari kita
pasti pernah menulis, entah menulis nama kita sendiri atau yang lebih lagi.
Awalnya aku hanya penasaran dengan
apa yang namanya menulis, karena mbak suka menulis. Hanya sekedar iseng nulis
dibuku, namun tiap nulis dibuku itu selalu mentok tulisannya. Gak ada ispirasi,
padahal udah dengerin lagu. Akhirnya, coba nulis di labtop mbak, dan inspirasi
ngalir terus dengan sendirinya, apalagi aku suka ngetik. Dan akhirnya jadilah
satu karya, di masa SMA. Cerpen pertama yang aku publikasikan ‘di ujung senja
yang kelam” kelas 2 SMA, aku punya temen yang jadi pengurus majalah sekolah, akhirnya
aku coba masukin karya itu. Dan kebetulan lolos. Dan kata Bu. Retno guru bahasa
indonesia bagus. Alhamdulillah. Kebetulan juga kelas 3 SMA disuruh baca terus
sama bu Retno.
Dan semakin tertarik sama dunia tulis menulis.
Banyak pertanyaan
yang dilontarkan teman-teman padaku
“ria, kamu kan suka nulis, tapi gak punya labtop? Terus kamu nulis
dimana?”
“ria kamu biasanya nulis dimana? Kan gak punya labtob?”
“ria kalo ngerjain tugas UKM kamu dimana? Kan gak ada
labtop?”
Dan masih banyak
lagi pertanyaan serupa lainya. Yang pasti rahasianya adalah pintar-pintar
memanfaatkan waktu dan kesempatan.
Dirumah aku
biasanya nulis pakai labtop mbak, terus disimpen di F.d. kalau disini, aku
biasanya nulis pakai labtopya temen. Kalau ada tugas aku sering pinjem labtop temenku.
Dan kalau tugasnya udah selesai, belum aku
balikin dulu, aku buat nulis cerpen. Wkwkwk itu licik gak sih??
Kalau ide, aku
sudah dapat dari jauh-jauh hari, dan aku tulis di hp. Nah, pas ada pinjeman
labtop barulah aku jabarkan. Kadang aku menulis dalam dekali duduk, namun
kadang gak juga sih.
Intinya adalah,
menulis itu bisa kapanpun, pandai-pandai kita saja.







0 comments:
Post a Comment