Halaman

About

Facebook

Tuesday, January 9, 2018

JOSH (Jomblo Sampai Halal)

Iqbal, Aku, Misma, Tiar

Foto waktu kita lagi diruang tunggu. Nunggu giliran buat foto

Meetup pertama kita setelah sekian lama gak ketemu. Sebelum lebaran tahun 2017.

Ini pas acara ulang tahun kento kalau gak salah. Misma gak ikut karena gak pulang :(

Njore jadi sahabat (bag.2)
Selamat datang teman baru, semoga hari-hari yang nantinya kau lewati bersama kami akan berjalan dengan menyenangkan.
Catatan ini, adalah kelanjutan dari kisah sebelumnya yang berjudul njore jadi sahabat. Berkisah tentang tiga anak manusia yang bersahabat dari SMA. Namun, kini kami menjadi genap. Sudah tak bertiga lagi, tapi sekarang jadi berempat. Namanya Iqbal, anggota baru kami. Dia adalah teman Misma. Atau bisa dikatakan dia adalah sahabat Misma. Aku bahkan tak pernah tau jika Misma memiliki sahabat yang keren kayak gitu haha. Dulu waktu pertama ketemu dengan Iqbal, dia kelihatan keren. Tapi sekarang udah gak keren lagi, udah biasalah ya, kayak laki-laki pada umumnya.

Pertemuan ( Januari 2017)
Pertama bertemu dengan si Iqbal adalah bulan Januari 2017 lalu. Hari itu aku dan Kento berencana untuk menjenguk Misma yang sedang sakit. Kami juga sudah lama tak bertemu. Dan kebetulan Iqbal juga sekalian mau jenguk Misma. Soalnya Kento juga ngajak Iqbal waktu itu. Yups, Kento sudah kenal dengan Iqbal. Makadari itu ia mengajak Iqbal sekalian. Kedekatan Kento dengan Iqbal juga Misma yang mempertemukan. Kalau tidak salah waktu Raisa main ke Bojonegoro, terus Kento pengen lihat. Dan dicarikanlah teman buat Kento sama Misma. Ya, si Iqbal itu orangnya. Akhirnya mereka lihat Raisa sama-sama. Kadang, di grup whatsapp, waktu aku belum kenal Iqbal mereka juga sesekali nyebut-nyebut nama itu, cuma aku tak begitu merhatiin. Soalnya aku gak kenal juga, jadi kucuekin deh nama itu. Lagipula kufikir gak bakalan ketemu juga kan.
Kembali kecerita waktu jenguk Misma. Karena yang bernama Iqbal itu gak tau dia dimana, jadi aku sama Kento memutuskan untuk berangkat saja terlebih dulu. Kira-kira pukul 10.00 pagi kami berangkat. Sampai dirumah Misma, mereka juga sesekali bicarain Iqbal. Tapi aku gak terlalu menyimak, aku lebih asyik menikmati segelas teh manis yang masih hangat buatan ibunya Misma. Sesekali juga melahab ote-ote dengan cabe sebagai pelengkap.


(flash back)
Beberapa bulan sebelumnya, Misma pernah posting foto di instagram. Foto sebuah kertas gitu yang bertuliskan, tetap jadi sahabat selamanya intinya. Ditambah lagi juga ngetag seseorang. Karena kepo kulihat deh instagramnya. Cowok ternyata. Dan aku gak pernah tau kalau Misma punya sahabat cowok. Aku juga mengomentari foto itu dengan beberapa komentar. Dan ternyata orang di instagram dan yang dibicarakan Misma dan Kento hari itu orang yang sama. Juga orang yang nonton bareng sama Kento pas ada Raisa. Orang yang sering ditanyain Kento tentang gimana keadaan Misma pas masih sakit dikalimantan. Dan orang yang mau jenguk Misma hari itu. Dia adalah satu orang yang sama.


Pagi itu, rasanya gak Cuma jenguk Misma saja yang sedang sakit. Namun juga sekalian reoni. Karena bisa dikatakan kami sudah lama tak bertemu secara langsung. Tak beberapa lama Iqbal itupun datang. Dengan Masker menutupi sebagian wajahnya dan dengan membawa buah pear, yang bernama Iqbal masuk kedalam rumah Misma. Aku tak begitu memperhatikan begitu detail, dan percakapan kamipun berlanjut. Misma dan Kento memang sudah mengenal Iqbal, jadi mereka bisa mengobrol dengan akrab. Dan aku hanya mendengarkan mereka.

Penyatuan (Februari 2017)
Kufikir, kami tak akan pernah jadi berempat seperti saat ini. Namun, pada sebuah pagi di bulan Februari Misma membuat grup whatsapp yang isinya aku, Misma, Kento, dan Iqbal. Dari grup itulah kami berempat saling akrab. Kami? Sebenernya Kento, Misma sama Iqbal aja sih yang akrab. Aku tak begitu. Karena terkadang yang dibicarakan mereka bertiga itu aku tak faham. Namun, beberapa bulan selanjutnya kami mulai akrab.
Dan pada libur lebaran tahun 2017 kami juga sudah mulau sering meetup berempat. Alhamdulillah Ria punya sahabat buat main. Aku juga sudah mulai mengenal Iqbal. Malam itu, hari-hari jelang idul fitri kami meetup. Di tempat nongkrong rasanya dunia cuma milik kita berempat. Ketawa ketiwi, cerita ini, foto gaya gini, dan ada juga yang sibuk siaran langsung -lucu. Aku seneng punya mereka. Sahabat yang senantiasa ada disaat aku butuh. Sahabat yang selalu bikin ketawa saat kita bertemu. Sahabat yang gak pernah jaim. Sahabat pertama yang aku miliki. Mereka adalah orang yang paling betah berteman denganku. Mereka itu baik, walau kadang nyebelin, suka ngajak debat, suka gak mau ngalah, suka cuek kadang kalau diajak curhat, suka negatif thinking kalau pesannya kadang Cuma di R. Kadang juga suka cemburu kalau aku punya temen baru. Suka marah kalau aku salah nyebut nama. Tapiiii, mereka tetap yang terbaik, walau nyebelin tapi aku nyaman. Seru banget.
Lepas bulan ramadhan, kami masih punya waktu liburan. Dan akhirnya, satu mimpi kami terlaksana. Yaitu foto berempat. Pakai dresscode warna putih, aku dan Misma pakai jilbab dengan warna senada. Kami bersiap berangkat ke studio foto sore hari, sekitar pukul 3sehabis ashar. Rencana awal, setelah solat ashar kami langsung berangkat, tapi namanya orang indonesia memang suka pakai jam karet. Menunggu kedatangan Iqbal itu terasa setahun. Alhasil kita berangkat pukul 4 sore kalau tidak salah.
Lepas foto bareng, kita tak langsung pulang. Mampir bentar beli sempol. Eh terus mampir lagi beli seblak. Dasar. Tapi aku seneng kok. Seneng punya temen. Walau hasil fotonya kurang memuaskan, tapi kenangannya itu yang penting. Yang buat hati seneng pas lihat fotonya.
Usai liburan, kami berpisah lagi. Melanjutkan mimpi dan cita-cita kami masing-masing. Misma kembali ke Bali, aku ke Madura, Kento bersiap untuk kuliah di Solo, dan Iqbal kembali ke Gresik. Sudah sama-sama sulit untuk bertemu. Pasalnya, saat Misma pulang aku tak sedang liburan, begitupun yang lainnya. Jadwal kepulangan kami berbeda. Namun, dari hal itu semua, semakin membuat pertemuan kami terasa berkualitas. Semakin banyak rindu yang dipendam, saat bertemu akan semakin banyak rindu yang bisa dilepaskan.

Kamu tau, saat kamu tak bisa menemui orang yang kamu sayang disetiap waktu, sayangmu akan semakin besar kepadanya. Tiap pertemuanmu dengannya akan selalu terasa spesial. Meski kami jauh, meski kadang kami tak selalu berbagi pesan chat. Namun mereka akan selalu kusimpan dalam hati. Tak pernah ada perbuatan kalian yang membuatku membenci kalian. Bukankah dalam menjalin persahabatan kita secara tak langsung membuat perjanjian pada diri kita sendiri. Meski dia kadang sesekali membuatmu marah, ingat lagi dia adalah orang yang ada saat kamu butuh. Dia adalah orang yang mengingatkanmu ketika kamu salah selain kedua orang tuamu. Dan ingat lagi, dia adalah tempat kamu pulang selain rumah.
Mereka sudah seperti saudara. 

Terimakasih untuk hari-hari yang bersedia kalian bagi denganku. Terimakasih untuk tangis, senyum, tawa dan ilmu yang kalian berikan. Terimakasih, karena mau mengajak untuk beralih jalan menuju jalan yang lurus. Kuharap kita akan selalu bersama. Maaf jika aku menyebalkan.
Pergilah sejauh yang kalian mau. Pergilah bersama siapapun yang kalian inginkan. Tapi tetap bawalah aku bersama dengan orang-orang yang kalian sayang dalam hati.

Salam josh - jomblo sampai halal -

Monday, January 8, 2018

Goresan Tinta untuk Boy Candra (bag.3)

Alhamdulillah bisa foto sama Bang Boy lagi

Curi-curi foto pas waktu bang Boy jawab pertanyaan peserta
Suasana antrian nunggu giliran buat foto dan minta ttd bang Boy

Udah dapat foto, tapi masih pengen disana alhasil motoin orang pas foto sama bang Boy


Surabaya, 11 November 2017
Perihal keberanian, ia membuatku yakin dengan diriku sendiri.
Hari itu, adalah hari yang kunanti. Beberapa minggu sebelumnya aku memang selalu menghitung hari yang kulewati ahkir-akhir ini. Rasanya tak sabar menunggu hari ini datang. Dia yang kutunggu adalah Boy Candra. Seorang penulis pertama yang aku kagumi. Aku suka saat membaca bukunya yang berbicara soal cinta kepada lawan jenis. Tentang cinta, aku memang tak begitu paham dengan hal itu. Namun, entah mengapa Boy membuatnya ku menyukai hal itu.
Aku bukanlah anak yang suka keluyuran. Aku juga tak begitu hafal jalanan tempat aku tinggal. Karena memang aku jarang main keluar rumah, bahkan bisa dikatakan sama sekali tidak pernah, apalagi main keluar kota. Tak pernah dalam pikiran terbesit keberanian yang sebesar ini. Bertemu Boy Candra di Surabaya tidak ditemani siapapun. Aku berangkat sendiri. Namun entah mengapa aku tak tak merasa takut. Aku yakin dengan diriku. Percaya bahwa aku bisa. Meski banyak dari teman-temanku yang tak mempercayai hal itu. Bahkan banyak sekali yang meragukan. Ada juga yang memberikanku saran untuk tidak perlu pergi. Namun terlepas dari itu semua, ada juga yang meyakinkanku, memberi semangat untuk yakin pergi menemui Boy di Surabaya.
Jarak telang sampai surabaya memang tak begitu jauh. Namun pergi ke kota besar yang rawan kejahatan adalah hal yang jarang kulakukan. Apalagi aku adalah anak rumahan. Tapi, aku selalu berprasangka baik pada hari itu. Heyy, lagi pula aku sudah 20 tahun. Kakak perempuanku juga setuju saja aku berangkat ke Surabaya sendirian. Maka hal itu semakin memberanikanku untuk mengambil keputusan ini.
Sebenarnya surabaya masih menjadi tempat yang asing bagiku. Kota besar itu tak pernah pernah kudatangi sendirian sebelumnya. Untuk pergi main dengan teman-teman saja kadang aku masih berpikir dua kali. Namun, entahlah untuk kali ini aku tak banyak berfikir. Aku yakin dan aku ingin. Kapan lagi Boy keSurabaya? Kemarin aku sudah kecolongan saat Boy mengisi materi seminar di UMG. Gara-gara ada rapat dikampusku aku jadi tak bisa daftar. Padahal UMG itu bisa dijangkau dengan naik angkot saja. Maka kali ini aku tak mau kehilangan kesempatan.
Aku berangkat pukul 9 pagi hari itu. Sudah kuperkirakan, aku tak akan terlambat atau datang terlalu cepat. Dan seperti yang telah kuduga, aku sampai di royal pukul 10.45. itu pertama kalinya aku main di mall sendirian. Ria belum pernah masuk royal sebelumnya gais haha. Agak bingung sih, tapi aku tak begitu seperti orang linglung kok. Karena memang sudah pernah main ke mall sebelumnya. Tapi bukan royal. Sampai disana aku langsung mencari ekskalator untuk ke lantai 2. Ya, Gramedia terletak di lantai dua. Makanya aku langsung menuju lantai dua. Karena memang aku sudah mencari info di google sebelumnya, dimana lokasi gamedia royal wkwk. Jadi tak begitu bingung dan mencari letak gramedia secara dadakan
Pertama masuk gramed langsung kucari rak buku tempat buku-buku Boy Candra. Namun sayang aku tak menemui buku Boy yang kucari. Yaitu buku jatuh dan cinta. Tak menyerah sampai disana aku langsung mencari di rak buku lain, ditempat buku-buku best seller atau di rak ratting penjualan, namun tak kunjung ketemu. Hingga akhirnya aku bertanya kepada petugas berseragam merah (baca: petugas gramed). Tapi mbak nya gak nemu juga -petugas tapi gak tau, makan gaji buta nih mbak nya. Karena mbaknya gk menemukan, ditanyakanlah ke salah seorang petugas pria berseragam hitam (baca: security). Ternyata buku boy candra bisa ditemukan di kasir, hadehh. Lepas aku membeli bukunya, aku mencari toilet dulu dan ambil uang di atm. Karena memang kursinya belum tertata, jadi kuputuskan untuk keluar saja dulu. Saat itu bisa dikatakan kedatangan boy masih lama.
Dan kamu tau? ternyata setelah kembali dari toilet kursinya sudah penuh. Kan nyebelin ya. Namun aku masih berusaha mencari kursi kosong. Tapi sudah di boking semua ternyata. Agak kecewa memang, tapi ya mau gimana lagi. Tak apa lah aku berdiri. Kuputuskan untuk berdiri di paling depan. Tak peduli orang-orang disekitar. Yang penting aku terdepan. Bisa jadi saat itu aku adalah orang satu-satunya yang berdiri. Karena mereka yang tidak dapat bangku, masih melihat-lihat buku. Aku gak mau dong dapat tempat dibelakang, jadi gak apa milih tempat dulu.
Tak begitu lama menunggu. Pukul 12.00 Boy akhirnya muncul. Rasanya super sekali, aku bahkan sampek pengen nangis loh. Serius, mataku udah berkaca-kaca. Aku juga gak tau ya kenapa. Tapi rasanya gak nyangka banget. Aku nekatin pergi ke surabaya sendiri demi ketemu Boy Candra. Naik gojek, bahkan hampir kena hipnotis loh dikapal (bagian ini sengaja gak aku ceritain, soalnya nanti bikin panjang catatan aja hihi). Aish. Tapi rasanya seneng banget. Puasss.
Saat itu, sebenernya aku pengen reading kutipan bukunya Bang Boy. Eh tapi ternyata sama mbak-nya aku malah dipilih buat tanya. Hmm ya sudahlah ya. Ampun deh tapi, aku bahkan nangis pas mau tanya. Saoalnya grogi banget. Bang Boy nya juga ngajakin bercanda, kan makin salah tingkah ya akunya.
Lepas tanya jawab, kita (para peserta) foto-foto secara bergantian. Wahh sumpel-sumpelan lo waktu itu. Tapi alhamdulillah sih aku tetap didepan. Gendut-gendut gini kalau masalah desek-desekan gitu aku jago. Kita (para peserta) gantian foto sama bang Boy. Gak berdiri sih, tapi duduk soalnya bang Boy sakit pas waktu itu. Btw aku foto sama bang Boy itu pakek kameranya mbak Finda. Soalnya kameraku jelek sih. (makasih mbak Finda)
Jadi, malam harinya sebelum aku berangkat ke surabaya aku pergi ke kostnya mbak finda. Ambil kamera. Malam itu abis ujan, jadi jalanan becek dan bikin mager yang mau keluar. Tapi tetep kubelain. Udah jauh-jauh hari sih bilangnya jadi tinggal ambil aja malam itu. Aku gak mau aja, udah jauh-jauh pergi kesurabaya tapi kamera nya zonk. Kan gak banget.
Intinya siang itu aku senenggggg banget. Alhamdulillah untuk ketiga kalinya aku ketemu Boy Candra. Aku pulang sekitar pukul 3sore. Naik gojek juga sih pastinya. Agak lama menunggu pak gojek. Jadi diloby depan berasa kayak penyambut tamu gitu tauk. Sendirian pula. Tapi gak apa, aku tetep seneng kok.
Semoga ada lagi pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke-4 5 dan seterusnya. Dan semoga ria cepet punya buku. Tapi bingung nih, mau ambil tema apa buat nulis bukunya. Aku gak mau yang cinta-cintaan. Pengennya yang kisah perjuangan seseorang gitu dalam meraih mimpi. Kalau cinta-cintaan udah banyak banget. Lagi pula aku gak punya banyak pengalamaan soal kisah cinta.
Doain aja ya, semoga lekas punya buku. Aamiin.
Okedeh nantikan ceritaku selanjutnya... semoga cepet ketemu boy lagi.
See you...

Goresan Tinta untuk Boy Candra (bag.2)

Di akhir acara, peserta di ijinkan untuk minta tanda tangan dan foto bareng bang Boy Candra
Ini waktu bang Boy menyampaikan materi didepan

Bangkalan, 10 Juni 2017
Aku tak pernah menduga, cerita yang kutulis pada pertengahan bulan januari kemarin akan berlanjut lagi. Kufikir pertemuan di jogja itu adalah pertemuan yang pertama dan terakhir. Namun ternyata Tuhan masih memberikanku kesempatan untuk bertemu dengannya. Dan aku bersyukur akan hal itu.
Hari sebelum pertemuan kedua
dengan penulis asal Padang itu, aku masih tak menyangka Boy datang ke Madura. Seorang Boy Candra di undang untuk mengisi materi dalam seminar kepenulisan. Dan pada saat dibukanya pendaftaran seminar aku langsung mendaftar hari itu juga. Tanpa pikir panjang dan tanpa banyak berfikir. Ini kesempatan langka. Kapan lagi dapat bertemu Boy Candra diMadura pula. Ditempat aku menuntut ilmu, tempat yang mudah sekali di jangkau. Karena takut kehabisan tiket VIP maka aku langsung mendaftarkan diri.
Hari itu aku tidak sendirian. Aku pergi ke stand pendftaran bersama seorang temanku, namanya Fira. Ia juga hobby membaca. Juga sama-sama menyukai karya Boy Candra. Dan kebetulan juga kami satu kelas di perkuliahan dan satu kost pula. Alhasil saat berangkat ke kampus kami mampir sama-sama.
Sebelum pertemuan dimadura itu, aku memang sudah pernah bertemu dengan Boy Candra di Jogja. Aku saat itu kebetulan sedang berlibur disana, dan tanpa pernah kuduga Boy Candra sedang mengadakan tour buku terbarunya. Iya, buku Seperti Hujan Yang Jatuh Dibumi. Seperti mimpi bertemu dengan penulis favorit itu.
Waktu diselenggarakannya seminar Boy Candra adalah hari sabtu. Perkuliahan libur. Maka aku tidak ragu-ragu untuk mendaftarkan diri. Namun, kalaupun hari itu bukan hari sabtu mungkin aku memutuskan untuk mengambil kesempatan bolos. Pokoknya ini adalah kesempatan langka, tak boleh disiakan.
Rencana nya aku akan mengikuti seminar bersama Fira, tapi sayangnya fira saat itu sakit dan dengan terpaksa dia harus pulang kampung. Namun, tetap saja aku tak sendirian. Tiket milik fira diberikan kepada Dina (teman sekamar Fira) yang juga suka karya boy candra.
Sebenarnya sabtu itu aku ada kegiatan. Wawancara untuk pantia ospek fakultasku bulan agustus depan. Namun, aku tak mengikutinya sampai selesai. Pukul 12.00 aku ijin untuk mengikuti seminar. Acara seminar mulai jam 1 siang, tapi aku sudah berangkat pukul 12.00. Soalnya takut gak dapat bangku paling depan. Padahal udah pesan VIP, tapi masih aja risau haha. Dan ternyata setelah sampai didalam gedung, bangkunya udah dikasih nomer. Jadi gak bisa milih sendiri hihi. Tapiiii, aku tetep duduk dibangku paling depan yes. Alhamdulillah. Kalau dibangku dapan kan ilmu mudah ditangkap. Selain itu juga bisa lihat bang Boy dari deket.
Selain seminar, hari itu setelah acara berlangsung, peserta VIP dibolehkan untuk foto bareng dan minta tanda tangan Boy Candra. Tapi aku tak ada buku Boy Candra yang belum ditanda tangani, jadi saat itu aku pinjem bukunya fira. Sebenernya saat memutuskan untuk mengikuti seminar sabtu itu, aku tak ada banyak uang. Apa lagi biaya pendaftarannya bisa dikatakan mahal. Namun, aku tetap nekat. Tapi aku tak jadi kere dan cuma makan nasi aja kok usai ikut seminar itu. Untung saat itu bulan ramadhan, jadi aku bisa hemat karena makannya hanya dua kali saja.
Luar biasa sabtu itu. Seneng banget. Gak nyangka. Aku pulang sekitar pukul setengah empat. Sebentar banget rasanya. Tapi aku menikmati acaranya. Cara penyampaian bang Boy juga enak kok. Dia gak alay-alay banget kayak pas tour buku haha. Dan aku berharap ada pertemuan ketiga kami.
See you...
Jumpa lagi dicatatanku yang lain ya.

Sunday, January 7, 2018

Jogja Story (bag.3)

Foto waktu jaga stand di JSM (Jogja Shopping Mall)

Hari itu, adalah untuk ke-3 kalinya aku main ke kost mbak Tika . Berencana liburan sebelum lebaran tiba. Cerita diJogja kali ini berbeda dengan cerita sebelumnya. Karena dalam kunjungan kali ini aku benar-benar sibuk di Jogja . Benar-benar liburan. Dan secara tak langsung aku juga mencari uang.
Jika sebelumnya untuk pergi ke Jogjaaku harus naik travel dari rumah, kali ini aku naik kereta untuk sampai keJogja . Ya, karena aku berangkat dari madura bukan berangkat dari rumah Aku berangkat sekitar pukul tujuh pagi kalau tidak salah, n aik kapal, dan setelahnya aku naik gojek menuju Surabaya yaitu stasiun gubeng baru. Tak banyak barang bawaan yang aku bawa. Hanya beberapa pasang baju dan beberapa helai jilbab. Aku membawa satu tas ransel dan dua totebag yang berisi bahan makanan.
Sebenarnya aku masih agak b ingung untuk naik kereta. M aklum itu adalah pertama kalinya aku naik kereta sendiri. Aku jarang naik kereta. Harus cetak tiket dan menunggu di ruang tunggu sendirian. Disaat yang lainnya menunggu sekeluarga atau berpasangan, aku menunggu sendirian.Tak merasa ngenes, hanya merasa seperti orang hilang saja wkwk. Tak begitu lama aku menunggu diruang tunggu. Akhirnya kereta kutiba, yeyy. Aku duduk di samping jendela. B egitu antusias sekali. Menikmati pemandangan yang terlihat dari dalam kereta. Sebenarnya a ku senang jalan-jalan sendiri , karena bisa bebas, walau agak sedikit bingung karena tak begitu sering naik kereta . Dan perjalanan panjangpun dimulai.
Aku sampai di Jogja sore hari. Bisa dikatakan perjalananku hari itu satu hari. Aku dijemput mbak Tikadistasiun. Mbak Tika naik motor saat itu. Sempat bingung sih untuk ketemu. Namun akhirnya ketemu juga kok. Dan liburanku di Jogja berawal dari saat itu juga.
Alhamdulillah sih, saat aku ke Jogjambak Tika dapat pinjaman motor milik adik tingkat. Jadi bisa jalan-jalan. Sebenarnya aku ke Jogja bukan untuk liburan saja saat itu. Tapi aku gantiin mbak Tika jaga stand di GOR UNY . Karena mbak Tika dapat job double , di GOR dan di Sunmor juga di JSM maka aku menggan t ika n salah satunya. Hari pertama a ku jaga stand di GOR, masihditemani mbak Tika . Namun pada hari minggu nya aku berjualan sendiri, karena mbak Tika harus jaga stand di Sunmor.
Itu pertama kalinya aku jualan baju. Harus menghafal harga dan bahan-bahannya, juga harus cerewet sih lebih tepatnya. Tapi syukur lah pembelinya gak cerewet atau banyak nawar. Selain jualan aku juga sedikit shopping sih hihi. Maklum lah namanya juga cewek.
Pada saat kunjunganku di Jogja, bertepatan dengan bulan ramadhan. Kebetulan, kuliahku sudah libur beberapa minggu sebelum lebaran.Puasa tahun ini, berkesan sekali. Merasakan sahur di Jogja dan buka puasa puasa diJ og j a. Aku jaga stand diGOR hanya sampai pukul 5 sore, karena malam harinya aku harus ikut tarawih. Jadi malam harinya mbakTika yang menjaga stand sampai pukul 10 malam . Aku juga pernah buka puasa di masjid kampus. Karena mbakTika gak sempet beliin lauk. Oh my god . Sendirian di masjid yang tak pernah kukunjungi. Namun, alhamdulillah ada mbak Bani, jadi aku dibimbing mbak Bani.
Hari selanjutnya, menjelang hari terakhir berjualan di GOR aku jaga stand sampai pukul 10 malam. Buka puasa di stand itu luar biasa sekali. Dan yang paling aku suka sih buka puasa dengan ayam geprek. Sukak banget ayam geprek yang di Jogja. Pedesnya itu lo, mantap banget bikin ketagihan. Tapi paginya sukses bikin perut mules sih haha.
Dihari terakhir berjualan di GOR , aku bantu mbak Tika beres-beres barang. Bawa banyak barang untuk nantinya dipindahkan di JSM. Ya, kita pindahstand . Dan malam itu memelahkan banget. Tapi serius, aku seneng banget.Kira-kira sampai di indekost mbak Tika hampir jam 11 malam. Jogja dimalam hari begitu bersinar dan dingin.
Oh iya, selama aku di Jogja , aku tidur dikamar temannya mbak Tika . Aku tidur sendiri coy. Berasa ikut ngekost disana deh, soalnya punya kamar sendiri. Jualan itu melelahkan, tapi seneng karena bisa jalan-jalan. Kali ini aku bener-bener bisa melihat Jogjayang begitu luas. Menikmati keramaian pada malam di Jogja , senja di Jogja , dan menikmati fajar di Jogja .
Lepas jaga stand di GOR kita pindah ke JSM. Jaga stand di JSM gak seseru diGOR sih, tapi di JSM aku bisa sekalian belanja juga, di mall lebh lengkap dari pada di GOR . Cuma beberapa hari aku jualan di JSM. Sisanya memang lebih banyak di GOR. Disaat k unjungan kukali ini mbak Tika tak banyak ke kampus. Hari-hari ku lebih sering di habiskan di jalanan dan di stand.
Puasa disana itu seru. Jam nya terasa berjalan begitu capat. Dan karena jadwalnya padat. Gak kerasa rasanya kalau lagi puasa. Sebenarnya aku dan mbak Tika berniat untuk pulang ke rumah sama-sama, tapi gak jadi. Alhasil aku harus pulang kerumah terlebih dahulu. Tak apa sih, aku jugasuka kemana-mana sendiri haha.
Sekitar pukul 5pagi aku bersiap untuk berangkat. Jalanan di Jogja masih begitu sepi, masih ngantuk juga karena usai sahur aku tak tidur lagi.Kendaraan yang lewat pun tak begitu banyak dan terasa begitu sejuk. Aku menikmati sekali perjalanan menuju terminal bus. Sesampainya di terminal, mbak Tika mencarikanku bu s eksekutif, karena bisa dikatakan itu adalah hari-hari dimana banyak orang memutuskan untuk pulang kampung, maka mbak Tika memesankanku bus eksekutif saj a agar tak berdesak desakan di dalam bus.
Di Jogja itu selalu seru. Meskipun semisal dikost, rasanya tetep seru. Tapi kali ini aku banyak menghabiskan waktu diluar sih. Dan di tahun 2017 ini, alhamdulillah dua kali aku ke Jogja .Sebenarnya banyak banget cerita di jogja. Soalnya aku juga agak lama dijogja. Tapi kali ini ceritanya dibuat singkat saja deh ya. Semoga bisa main kesana lagi, dengan kegiatan yang berbeda lagi dan yang pasti tak sendiri.
Cepet wisuda ya mbak Tika . Pengen main lagi nih hihi.