Halaman

About

Facebook

Tuesday, January 9, 2018

JOSH (Jomblo Sampai Halal)

Iqbal, Aku, Misma, Tiar

Foto waktu kita lagi diruang tunggu. Nunggu giliran buat foto

Meetup pertama kita setelah sekian lama gak ketemu. Sebelum lebaran tahun 2017.

Ini pas acara ulang tahun kento kalau gak salah. Misma gak ikut karena gak pulang :(

Njore jadi sahabat (bag.2)
Selamat datang teman baru, semoga hari-hari yang nantinya kau lewati bersama kami akan berjalan dengan menyenangkan.
Catatan ini, adalah kelanjutan dari kisah sebelumnya yang berjudul njore jadi sahabat. Berkisah tentang tiga anak manusia yang bersahabat dari SMA. Namun, kini kami menjadi genap. Sudah tak bertiga lagi, tapi sekarang jadi berempat. Namanya Iqbal, anggota baru kami. Dia adalah teman Misma. Atau bisa dikatakan dia adalah sahabat Misma. Aku bahkan tak pernah tau jika Misma memiliki sahabat yang keren kayak gitu haha. Dulu waktu pertama ketemu dengan Iqbal, dia kelihatan keren. Tapi sekarang udah gak keren lagi, udah biasalah ya, kayak laki-laki pada umumnya.

Pertemuan ( Januari 2017)
Pertama bertemu dengan si Iqbal adalah bulan Januari 2017 lalu. Hari itu aku dan Kento berencana untuk menjenguk Misma yang sedang sakit. Kami juga sudah lama tak bertemu. Dan kebetulan Iqbal juga sekalian mau jenguk Misma. Soalnya Kento juga ngajak Iqbal waktu itu. Yups, Kento sudah kenal dengan Iqbal. Makadari itu ia mengajak Iqbal sekalian. Kedekatan Kento dengan Iqbal juga Misma yang mempertemukan. Kalau tidak salah waktu Raisa main ke Bojonegoro, terus Kento pengen lihat. Dan dicarikanlah teman buat Kento sama Misma. Ya, si Iqbal itu orangnya. Akhirnya mereka lihat Raisa sama-sama. Kadang, di grup whatsapp, waktu aku belum kenal Iqbal mereka juga sesekali nyebut-nyebut nama itu, cuma aku tak begitu merhatiin. Soalnya aku gak kenal juga, jadi kucuekin deh nama itu. Lagipula kufikir gak bakalan ketemu juga kan.
Kembali kecerita waktu jenguk Misma. Karena yang bernama Iqbal itu gak tau dia dimana, jadi aku sama Kento memutuskan untuk berangkat saja terlebih dulu. Kira-kira pukul 10.00 pagi kami berangkat. Sampai dirumah Misma, mereka juga sesekali bicarain Iqbal. Tapi aku gak terlalu menyimak, aku lebih asyik menikmati segelas teh manis yang masih hangat buatan ibunya Misma. Sesekali juga melahab ote-ote dengan cabe sebagai pelengkap.


(flash back)
Beberapa bulan sebelumnya, Misma pernah posting foto di instagram. Foto sebuah kertas gitu yang bertuliskan, tetap jadi sahabat selamanya intinya. Ditambah lagi juga ngetag seseorang. Karena kepo kulihat deh instagramnya. Cowok ternyata. Dan aku gak pernah tau kalau Misma punya sahabat cowok. Aku juga mengomentari foto itu dengan beberapa komentar. Dan ternyata orang di instagram dan yang dibicarakan Misma dan Kento hari itu orang yang sama. Juga orang yang nonton bareng sama Kento pas ada Raisa. Orang yang sering ditanyain Kento tentang gimana keadaan Misma pas masih sakit dikalimantan. Dan orang yang mau jenguk Misma hari itu. Dia adalah satu orang yang sama.


Pagi itu, rasanya gak Cuma jenguk Misma saja yang sedang sakit. Namun juga sekalian reoni. Karena bisa dikatakan kami sudah lama tak bertemu secara langsung. Tak beberapa lama Iqbal itupun datang. Dengan Masker menutupi sebagian wajahnya dan dengan membawa buah pear, yang bernama Iqbal masuk kedalam rumah Misma. Aku tak begitu memperhatikan begitu detail, dan percakapan kamipun berlanjut. Misma dan Kento memang sudah mengenal Iqbal, jadi mereka bisa mengobrol dengan akrab. Dan aku hanya mendengarkan mereka.

Penyatuan (Februari 2017)
Kufikir, kami tak akan pernah jadi berempat seperti saat ini. Namun, pada sebuah pagi di bulan Februari Misma membuat grup whatsapp yang isinya aku, Misma, Kento, dan Iqbal. Dari grup itulah kami berempat saling akrab. Kami? Sebenernya Kento, Misma sama Iqbal aja sih yang akrab. Aku tak begitu. Karena terkadang yang dibicarakan mereka bertiga itu aku tak faham. Namun, beberapa bulan selanjutnya kami mulai akrab.
Dan pada libur lebaran tahun 2017 kami juga sudah mulau sering meetup berempat. Alhamdulillah Ria punya sahabat buat main. Aku juga sudah mulai mengenal Iqbal. Malam itu, hari-hari jelang idul fitri kami meetup. Di tempat nongkrong rasanya dunia cuma milik kita berempat. Ketawa ketiwi, cerita ini, foto gaya gini, dan ada juga yang sibuk siaran langsung -lucu. Aku seneng punya mereka. Sahabat yang senantiasa ada disaat aku butuh. Sahabat yang selalu bikin ketawa saat kita bertemu. Sahabat yang gak pernah jaim. Sahabat pertama yang aku miliki. Mereka adalah orang yang paling betah berteman denganku. Mereka itu baik, walau kadang nyebelin, suka ngajak debat, suka gak mau ngalah, suka cuek kadang kalau diajak curhat, suka negatif thinking kalau pesannya kadang Cuma di R. Kadang juga suka cemburu kalau aku punya temen baru. Suka marah kalau aku salah nyebut nama. Tapiiii, mereka tetap yang terbaik, walau nyebelin tapi aku nyaman. Seru banget.
Lepas bulan ramadhan, kami masih punya waktu liburan. Dan akhirnya, satu mimpi kami terlaksana. Yaitu foto berempat. Pakai dresscode warna putih, aku dan Misma pakai jilbab dengan warna senada. Kami bersiap berangkat ke studio foto sore hari, sekitar pukul 3sehabis ashar. Rencana awal, setelah solat ashar kami langsung berangkat, tapi namanya orang indonesia memang suka pakai jam karet. Menunggu kedatangan Iqbal itu terasa setahun. Alhasil kita berangkat pukul 4 sore kalau tidak salah.
Lepas foto bareng, kita tak langsung pulang. Mampir bentar beli sempol. Eh terus mampir lagi beli seblak. Dasar. Tapi aku seneng kok. Seneng punya temen. Walau hasil fotonya kurang memuaskan, tapi kenangannya itu yang penting. Yang buat hati seneng pas lihat fotonya.
Usai liburan, kami berpisah lagi. Melanjutkan mimpi dan cita-cita kami masing-masing. Misma kembali ke Bali, aku ke Madura, Kento bersiap untuk kuliah di Solo, dan Iqbal kembali ke Gresik. Sudah sama-sama sulit untuk bertemu. Pasalnya, saat Misma pulang aku tak sedang liburan, begitupun yang lainnya. Jadwal kepulangan kami berbeda. Namun, dari hal itu semua, semakin membuat pertemuan kami terasa berkualitas. Semakin banyak rindu yang dipendam, saat bertemu akan semakin banyak rindu yang bisa dilepaskan.

Kamu tau, saat kamu tak bisa menemui orang yang kamu sayang disetiap waktu, sayangmu akan semakin besar kepadanya. Tiap pertemuanmu dengannya akan selalu terasa spesial. Meski kami jauh, meski kadang kami tak selalu berbagi pesan chat. Namun mereka akan selalu kusimpan dalam hati. Tak pernah ada perbuatan kalian yang membuatku membenci kalian. Bukankah dalam menjalin persahabatan kita secara tak langsung membuat perjanjian pada diri kita sendiri. Meski dia kadang sesekali membuatmu marah, ingat lagi dia adalah orang yang ada saat kamu butuh. Dia adalah orang yang mengingatkanmu ketika kamu salah selain kedua orang tuamu. Dan ingat lagi, dia adalah tempat kamu pulang selain rumah.
Mereka sudah seperti saudara. 

Terimakasih untuk hari-hari yang bersedia kalian bagi denganku. Terimakasih untuk tangis, senyum, tawa dan ilmu yang kalian berikan. Terimakasih, karena mau mengajak untuk beralih jalan menuju jalan yang lurus. Kuharap kita akan selalu bersama. Maaf jika aku menyebalkan.
Pergilah sejauh yang kalian mau. Pergilah bersama siapapun yang kalian inginkan. Tapi tetap bawalah aku bersama dengan orang-orang yang kalian sayang dalam hati.

Salam josh - jomblo sampai halal -

2 comments: