| Alhamdulillah bisa foto sama Bang Boy lagi |
| Curi-curi foto pas waktu bang Boy jawab pertanyaan peserta |
| Suasana antrian nunggu giliran buat foto dan minta ttd bang Boy |
| Udah dapat foto, tapi masih pengen disana alhasil motoin orang pas foto sama bang Boy |
Surabaya, 11 November 2017
Perihal keberanian, ia membuatku yakin dengan diriku sendiri.
Hari itu, adalah hari yang kunanti. Beberapa minggu sebelumnya aku memang selalu menghitung hari yang kulewati ahkir-akhir ini. Rasanya tak sabar menunggu hari ini datang. Dia yang kutunggu adalah Boy Candra. Seorang penulis pertama yang aku kagumi. Aku suka saat membaca bukunya yang berbicara soal cinta kepada lawan jenis. Tentang cinta, aku memang tak begitu paham dengan hal itu. Namun, entah mengapa Boy membuatnya ku menyukai hal itu.
Aku bukanlah anak yang suka keluyuran. Aku juga tak begitu hafal jalanan tempat aku tinggal. Karena memang aku jarang main keluar rumah, bahkan bisa dikatakan sama sekali tidak pernah, apalagi main keluar kota. Tak pernah dalam pikiran terbesit keberanian yang sebesar ini. Bertemu Boy Candra di Surabaya tidak ditemani siapapun. Aku berangkat sendiri. Namun entah mengapa aku tak tak merasa takut. Aku yakin dengan diriku. Percaya bahwa aku bisa. Meski banyak dari teman-temanku yang tak mempercayai hal itu. Bahkan banyak sekali yang meragukan. Ada juga yang memberikanku saran untuk tidak perlu pergi. Namun terlepas dari itu semua, ada juga yang meyakinkanku, memberi semangat untuk yakin pergi menemui Boy di Surabaya.
Jarak telang sampai surabaya memang tak begitu jauh. Namun pergi ke kota besar yang rawan kejahatan adalah hal yang jarang kulakukan. Apalagi aku adalah anak rumahan. Tapi, aku selalu berprasangka baik pada hari itu. Heyy, lagi pula aku sudah 20 tahun. Kakak perempuanku juga setuju saja aku berangkat ke Surabaya sendirian. Maka hal itu semakin memberanikanku untuk mengambil keputusan ini.
Sebenarnya surabaya masih menjadi tempat yang asing bagiku. Kota besar itu tak pernah pernah kudatangi sendirian sebelumnya. Untuk pergi main dengan teman-teman saja kadang aku masih berpikir dua kali. Namun, entahlah untuk kali ini aku tak banyak berfikir. Aku yakin dan aku ingin. Kapan lagi Boy keSurabaya? Kemarin aku sudah kecolongan saat Boy mengisi materi seminar di UMG. Gara-gara ada rapat dikampusku aku jadi tak bisa daftar. Padahal UMG itu bisa dijangkau dengan naik angkot saja. Maka kali ini aku tak mau kehilangan kesempatan.
Aku berangkat pukul 9 pagi hari itu. Sudah kuperkirakan, aku tak akan terlambat atau datang terlalu cepat. Dan seperti yang telah kuduga, aku sampai di royal pukul 10.45. itu pertama kalinya aku main di mall sendirian. Ria belum pernah masuk royal sebelumnya gais haha. Agak bingung sih, tapi aku tak begitu seperti orang linglung kok. Karena memang sudah pernah main ke mall sebelumnya. Tapi bukan royal. Sampai disana aku langsung mencari ekskalator untuk ke lantai 2. Ya, Gramedia terletak di lantai dua. Makanya aku langsung menuju lantai dua. Karena memang aku sudah mencari info di google sebelumnya, dimana lokasi gamedia royal wkwk. Jadi tak begitu bingung dan mencari letak gramedia secara dadakan
Pertama masuk gramed langsung kucari rak buku tempat buku-buku Boy Candra. Namun sayang aku tak menemui buku Boy yang kucari. Yaitu buku jatuh dan cinta. Tak menyerah sampai disana aku langsung mencari di rak buku lain, ditempat buku-buku best seller atau di rak ratting penjualan, namun tak kunjung ketemu. Hingga akhirnya aku bertanya kepada petugas berseragam merah (baca: petugas gramed). Tapi mbak nya gak nemu juga -petugas tapi gak tau, makan gaji buta nih mbak nya. Karena mbaknya gk menemukan, ditanyakanlah ke salah seorang petugas pria berseragam hitam (baca: security). Ternyata buku boy candra bisa ditemukan di kasir, hadehh. Lepas aku membeli bukunya, aku mencari toilet dulu dan ambil uang di atm. Karena memang kursinya belum tertata, jadi kuputuskan untuk keluar saja dulu. Saat itu bisa dikatakan kedatangan boy masih lama.
Dan kamu tau? ternyata setelah kembali dari toilet kursinya sudah penuh. Kan nyebelin ya. Namun aku masih berusaha mencari kursi kosong. Tapi sudah di boking semua ternyata. Agak kecewa memang, tapi ya mau gimana lagi. Tak apa lah aku berdiri. Kuputuskan untuk berdiri di paling depan. Tak peduli orang-orang disekitar. Yang penting aku terdepan. Bisa jadi saat itu aku adalah orang satu-satunya yang berdiri. Karena mereka yang tidak dapat bangku, masih melihat-lihat buku. Aku gak mau dong dapat tempat dibelakang, jadi gak apa milih tempat dulu.
Tak begitu lama menunggu. Pukul 12.00 Boy akhirnya muncul. Rasanya super sekali, aku bahkan sampek pengen nangis loh. Serius, mataku udah berkaca-kaca. Aku juga gak tau ya kenapa. Tapi rasanya gak nyangka banget. Aku nekatin pergi ke surabaya sendiri demi ketemu Boy Candra. Naik gojek, bahkan hampir kena hipnotis loh dikapal (bagian ini sengaja gak aku ceritain, soalnya nanti bikin panjang catatan aja hihi). Aish. Tapi rasanya seneng banget. Puasss.
Saat itu, sebenernya aku pengen reading kutipan bukunya Bang Boy. Eh tapi ternyata sama mbak-nya aku malah dipilih buat tanya. Hmm ya sudahlah ya. Ampun deh tapi, aku bahkan nangis pas mau tanya. Saoalnya grogi banget. Bang Boy nya juga ngajakin bercanda, kan makin salah tingkah ya akunya.
Lepas tanya jawab, kita (para peserta) foto-foto secara bergantian. Wahh sumpel-sumpelan lo waktu itu. Tapi alhamdulillah sih aku tetap didepan. Gendut-gendut gini kalau masalah desek-desekan gitu aku jago. Kita (para peserta) gantian foto sama bang Boy. Gak berdiri sih, tapi duduk soalnya bang Boy sakit pas waktu itu. Btw aku foto sama bang Boy itu pakek kameranya mbak Finda. Soalnya kameraku jelek sih. (makasih mbak Finda)
Jadi, malam harinya sebelum aku berangkat ke surabaya aku pergi ke kostnya mbak finda. Ambil kamera. Malam itu abis ujan, jadi jalanan becek dan bikin mager yang mau keluar. Tapi tetep kubelain. Udah jauh-jauh hari sih bilangnya jadi tinggal ambil aja malam itu. Aku gak mau aja, udah jauh-jauh pergi kesurabaya tapi kamera nya zonk. Kan gak banget.
Intinya siang itu aku senenggggg banget. Alhamdulillah untuk ketiga kalinya aku ketemu Boy Candra. Aku pulang sekitar pukul 3sore. Naik gojek juga sih pastinya. Agak lama menunggu pak gojek. Jadi diloby depan berasa kayak penyambut tamu gitu tauk. Sendirian pula. Tapi gak apa, aku tetep seneng kok.
Semoga ada lagi pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke-4 5 dan seterusnya. Dan semoga ria cepet punya buku. Tapi bingung nih, mau ambil tema apa buat nulis bukunya. Aku gak mau yang cinta-cintaan. Pengennya yang kisah perjuangan seseorang gitu dalam meraih mimpi. Kalau cinta-cintaan udah banyak banget. Lagi pula aku gak punya banyak pengalamaan soal kisah cinta.
Doain aja ya, semoga lekas punya buku. Aamiin.
Okedeh nantikan ceritaku selanjutnya... semoga cepet ketemu boy lagi.
See you...







0 comments:
Post a Comment