Halaman

About

Facebook

Monday, July 16, 2018

Jogja Story Bag.5

foto waktu dirumah kkn yang pertama. 


rumah kedua. Sederhana banget, ini tempat penginapan mbak Tika pas kkn dulu.
Lantainya belum keramik, tapi hangat.
rumah ketiga, wajah mereka ceria sekali ya

rumah ke empat, yang paling lama dikunjungi, paling jauh, paling gede.
(dari ke-empat foto tadi jangan cari aku yang mana lo ya)



Terlahir dari dua bersaudara itu, ada enaknya tapi juga ada sedihnya. Enaknya, karena hanya dua bersaudara jadi lebih dekat. Apalagi kalau cewek dan umurnya tidak terpaut jauh. Bisa saling sharing, baik sharing pengalaman atau bahkan sharing baju. Sedihnya, karena terlalu dekat dan cuma berdua, kalau ditinggal jauh agak nyesek karena terpaksa harus jadi anak tunggal. Dulu, saat masih kecil aku sering nangis kalau ditinggal main sama mbak. Dan sekarang, kami sudah sama-sama dewasa. Bersekolah di tempat yang tidak sama, bahkan jauh. Namun, alhamdulillah masih tetap bisa main, dan saling berkunjung.
Ini adalah catatan kelima tentang jogja story. Yup, semenjak mbak memutuskan untuk melanjutkan kuliah di jogja, ini kali ke-5 aku berkunjung disana.
Rabu malam, tanggal 11 Juli 2018 aku berencana untuk pergi ke jogja pada kamis paginya. Dadakan memang, karena masalah yang datang juga dadakan. Sebelumnya aku memang sudah pernah pergi keJogja dari madura, namun naik kereta. Karena kali ini dadakan dan kehabisan tiket kereta, aku terpaksa naik bus. Tapi sebenarnya tidak terpaksa juga sih, karena aku juga senang naik bus. Sekitar 12 jam perjalanan dari madura untuk sampai ke Jogja. Jauh? Ya memang, tapi aku senang kok. Aku suka sekali main-main seperti ini, apalagi sendirian, bebas. Walaupun bingung, tapi seru.
Sebelumnya, aku tak pernah naik bus dari Surabaya ke Jogja, dan asal kalian tahu, sebenarnya aku takut pergi ke terminal bungurasih sendiri. Terminalnya besar, dan aku sering dapat isue jika disana banyak orang yang bisa hipnotis, hmmm. Tapi kali ini aku memberanikan diri, mau tidak mau memang harus lewat sana. Bawaan ku tak begitu banyak juga, jadi kalau mau dihipnotis tak ada yang bisa diambil, aku juga bawa uang pas.
Dari indekost aku berangkat pukul 06.30pagi dan sampai dijogja sekitar pukul 17.30. Capek? Ah tidak juga, karena aku melewatinya dengan hati gembira. Entahlah, tak tau kenapa kalau keJogja bawaannya semangat terus.
Di indekost mbak Tika masih ada anggota kost azalia yang aku kenal, mbak ella, kakak cantik nan syari yang adem banget kalau dilihat. Sama mbak caca juga, walau jarang terlihat. Mbak ratna kaka cantik yang lucu, jelang aku balik baru ketemu, nginep dikost soalnya minggu jualan di sunmor.
Seperti biasa, diJogja aku jarang jalan-jalan, Cuma ikut mbak Tika beraktifitas. Jika sebelum wisuda aku diajak kekampus ikut kuliah dan dikenalin ke temen-temen kuliah mbk Tika, kali ini aku ikut kerja, dikenalin sama rekan-rekan kerja mbk Tika, yang MasyaAllah adem semua.
Barangkali kalau boleh dibedakan sih, temannya mbk Tika rata-rata asik dan baik-baik. Bicaranya halus-halus.
Hari jumat, aku bantu mbak Tika kerja, jagain absensi untuk penyaluran zakat. Awalnya, aku berfikir kerja disana gitu-gitu aja, tak ada pergerakan yang begitu berarti, hanya duduk-duduk, menatap layar labtop, menghadapi beberapa orang yang datang, ya gitu-gitu. Tapi setelah solat dhuhur, semua pemikiran itu lenyap. Kerja disana jadi terasa berat. Harus angkat-angkat zakat yang aku gak tau beratnya berapa kg. Tapi seru sih.
Sebenarnya, aku pergi diJogja bukan untuk liburan atau main, kalau Hp ku gak rusak, mungkin aku tak berada disini. Aku hanya beberapa hari dijogja, teman-temanku pun tak ada yang tahu. Namanya juga dadakan. Hanya sampai hari minggu, karena senin aku sudah harus masuk untuk magang di TK.
Hari sabtu, mbk tika gak berangkat kerja, siangnya sudah ada jadwal ke magelang bersama dengan teman seKKN mbak tika dulu di tahun 2015, sudah lama banget. Aku heran, masih saja bisa kumpul-kumpul.
Oke fiks, hari sabtu ini harus kenalan dengan teman-temannya mbak Tika lagi. Dan dari beberapa hal yang terjadi di Jogja, pada bagian jogja story 5, yang berkesan adalah momen ini. Maen ke Magelang. Setelah sebelumnya aku sempat bertanya ke mbak Tika, “emang harus ikut ya mbak?” ya barangkali saat mbk tika ke magelang aku bisa perjalanan pulang ke madura gitu. Tapi pada akhirnya aku ikut juga.
Kami berangkat sekitar pukul 14.15 dari indekost, padahal sepulang dari hartono mall 13.30, bayangin aja siap-siapnya secepat apa, hmmm. Dan ketika sampai disana masih zonk. Sebenarnya sudah kuduga sih, jadi tak begitu terkejut. Yang buat aku terkejut malah temannya mbak Tika, sebelumnya sudah diberi tahu memang, kalau teman mbak Tika ada yang suka bully dan gokil. Tapi gak sangka gokil banget masnya, cuma gerak aja udah pengen ketawa aku.
Mereka semua kumpul dikampus, berangkat sama-sama dengan mobil sekitar pukul 15.30. Terlalu telat? Soalnya aku ikut solat ashar jamaah waktu itu, jadi tambah lama deh. Maapkeun ya mbak-mbak dan mas.
Sampai di lokasi sekitar pukul 17.00. Magelang dingin? Awal sampai disana dinginnya memang terasa banget, apalagi aku pakai kaos, hmmm. Tapi untung tak masuk angin. Gunung merapi terlihat jelasss, berasa berada di lereng gunung banget, ini kali ke-2 aku main di magelang.
Malam ini, ada 4 rumah yang harus dikunjungi, kufikir hanya satu, dan mereka semua satu rumah, ternyata tidaks saudara. Mereka semua tinggal di 4 rumah yang berbeda saat KKN.
Sampai dirumah pertama, disuguhi teh hangat, masih terasa normal tehnya, dengan beberapa camilan sebagai pelengkap percakapan. Dirumah pertama aku bisa menghabiskan teh dengan tidak begitu banyak usaha.
Pada tiap-tiap rumah yang dikunjugi, aku hanya mendengarkan mereka semua bicara, membahas masalalu, atau menanyakan kabar beberapa bulan yang lalu. Sesekali ikut tersenyum saat dirasa percakapan agak lucu. Eh, tidak disangka aku kelepasan. Sampai pengen ketawa ngakak. Masnya yang pakek kacamata gak bisa bahasa kromo inggil, tapi berusaha keras banget buat ngomong pakek kromo inggil. Alhasil malah jadi lucu. Sering banget disalah salahin juga, dan kalau sudah begitu pasti bilang, “seloww bos.” “ya, aku yang salah, salahin aja.” Dengan gaya-gaya yang tak wajar, sumpah geli. Pengen ngakak takut dosa. Masnya suka mancing juga, kalau aku sudah ketawa selalu bilang, “kamu ketawa aja kalau mau ketawa, ayo ketawa, gak usah jaim kayak mbk mu” kumpul sama mereka lama-lama bisa awet muda aku.
Dirumah kedua, disuguhi teh (lagi) dengan tahu isi sebagai suguhan. Oke fiks, tahu isi cukup membuat haus, untuk menghabiskan satu gelas teh tidak begitu sulit.
Semakin malam, kata mbak-mbak nya udara magelang semakin dingin, tapi kataku tidak begitu. Masih bisa diatasi lah, cuma kakiku saja yang kedingininan, padahal sudah pakai kaus kaki. Dari rumah ke-2 untuk menuju rumah ke-3 jaraknya cukup jauh, disana disuguhi teh (lagi). Dan kali ini menghabiskannya perlu perjuangan. Perutku rasanya sudah kenyang sekali.
Malam itu, meskipun aku tak begitu kenal dengan mereka, tak tau bagaimana kisah mereka, bahkan kadang tak tau mereka bahas apa, namun aku masih terus berusaha mencerna. Karena kadang disela-sela cerita ada lelucon yang menggelitik perut. Hingga pada akhirnya sampai ke rumah ke-4. Rumah terahir yang akan dikunjungi. Rumah yang paling lama dikunjungi. Rumah yang bisa dikatakan paling besar  dan bagus. Rumah yang paling jauh dengan jalanan yang gelap. Rumah yang?? Rumah yang tak disangka ngasih makan haha.
Kami sampai ke jogja sekitar pukul 23.30, sepanjang perjalanan aku tidur, jalanan gelap, mendukung sekali untuk terlelap. Bangun-bangun ternyata sudah sampai di gerbang UGM, dengan tertatih-tatih aku keluar mobil. Masih agak linglung. Tapi sampai indekost, ngantuknya hilang, hmmm.
Kunjungan ke Jogja kali ini memang banyak orang baru yang aku temui. Seru, selalu ada cerita baru dan orang baru. Berbaur dengan mereka yang umurnya lebih tua memang kurasa agak sulit. Semoga berikutnya ada kunjungan lagi yang bisa dituliskan. Terimakasih untuk semuanya, untuk mbak Tika yang selalu mau dikunjungi dan mengantarkan aku.
Hari minggu pagi aku kembali, pukul 05.30 aku sudah siap untuk berangkat dari Jogja. Namun mbak Tika tidak ikut mengantarkanku. Dia kerja di Sunmor. Yaps, itu berarti aku harus berangkat sendiri. Alhamdulillah, aku sampai di madura tak begitu larut malam. Sekitar pukul 16.00 wib aku sampai indekost, di kapal aku bertemu teman satu kost, alhadulillah tidak jomblo.

0 comments:

Post a Comment