hai.... alhamdulillah setelah sekian lama akhirnya aku bisa melanjutkan catatan tentang Boy Candra kembali^^
![]() |
| alhamdulillah bisa ketemu dan foto bareng Bang Boy lagi. |
![]() |
| ini foto pas Bang Boy sudah selesai jelasin buku terbarunya dan jawab pertanyaan dari pembaca. desek-desekan tau, untuk dapat di posisi aku. tau gak aku yang mana? |
![]() |
| ini pas waktu acaranya. Bang Boy jelasin tentang isi bukunya Malik dan Elsa |
![]() |
| empat kali kami ketemu. costumnya hampir sama ya. walau dipaksain haha. seneng banget. |
![]() |
| ada senengnya, ada sedihnya. nano-nano rasanya |
![]() |
| yessss lengkap sudah. semua ada tulisan dan tanda tangannya Bang Boy |
Aku senang, ketika dapat melanjutkan cerita tentang
perjalanan yang aku tulis. Seperti kisah ini, alhamdulillah berlanjut kembali.
Dihari
terakhir pada bulan September, aku tak pernah menyangka akan benar-benar
kejadian bertemu dengan Boy
Candra.
Seorang penulis buku yang sering sekali aku
ceritakan di blogku. Penulis pertama yang membuatku termotivasi. Sebelumnya aku
tidak pernah benar-benar mempedulikan seseorang, apalagi mengikuti kisahnya,
bahkan membeli karyanya. Aku tak pernah benar-benar mengidolakan seorang
artis, penyanyi atau sastrawan. Dan baru kali ini aku mengikuti karya seorang
penulis. Membeli bukunya, membaca tulisannya, bahkan sampai bertemu dengannya. Hhmmm, bagiku ini sangat
luar biasa.
Banyak
sekali teman-temanku yang menganggap ini lelucon. Menyukai seorang penulis karya sastra yang memiliki genre
tulisan galau. Padahal ada banyak penulis-penulis yang menurut mereka karyanya
jauh lebih booming dan jauh lebih
tinggi tingkat penulisan bahasanya. Mereka juga sering mengaitkan
segala sesuatu dengan penulis yang satu ini, kalau aku bahas yang galau-galau dikit mereka selalu bilang “hu Boy
Candranya keluar.” Ya begitulah mereka, teman-temanku yang sering ngatain.
Kalau istilah jawanya “nggojloki”.
Namun, aku sih masa bodoh ya, mau mereka pro atau kontra tidak ada urusannya. Lagipula yang menikmati karya Bang Boy aku, beli buku bang Boy juga dengan uangku, yang ketemu bang Boy juga aku. Jadi untuk apa mengurusi orang lain.
Well,
tahun ini, akhirnya di bulan kelahiranku. Bulan September. Tuhan kasih hadiah
yang istimewa untukku, Alhamdulillah bulan ini dikasih kesempatan main di Jogja lagi. Bisa ketemu Boy
Candra secara langsung. Rasanya udah gak sabar
banget pengen ketemu.
Kurang lebih dua bulan yang lalu aku baru saja
mengunjungi Jogja. Bisa dikatakan jarak kunjungannya cukup dekat. Baru dua
bulan. Tapi sudah hampir satu tahun aku tak jumpa Bang Boy. Karena aku sudah
semester akhir, jadi untuk menyusun jadwal mudah saja karena tak ada jam
kuliah. Aku berangkat ke Jogja hari jumat, tanggal 28 September. Acara tur buku
bang Boy sendiri masih dua hari lagi. Hari minggu. Sebelum bertemu bang Boy aku
sudah membawa dua buku karangan bang Boy. Juga sebuah topi berwarna hitam yang
betuliskan “penulis”. Yaps, topi itu juga sudah siap untuk ditanda tangani Bang
Boy.
Meskipun bisa dikatakan sudah berkali-kali bertemu bang
Boy, namun rasanya masih spesial sekali bisa bertatap muka dengannya, dan
diacara tur buku kali ini aku berharap dapat tempat duduk sih, biar terkesan
tamu VIP gitu. Tapi belum rezeki. Aku berangkat sekitar pukul 14.30 WIB,
sebenarnya sudah punya firasat kalau bakalan gak dapat tempat duduk, dan
ternyata benar haha. Aku berangkat ke Gramedia Sudirman sendirian. Naik ojol.
Siang itu awan tampak seperti akan turun hujan, dan akupun mulai merasa cemas.
Takut kalau-kalau sebelum aku berangkat hujan sudah turun terlebih dulu. Namun
alhamdulillah tidak jadi turun hujan. Saat sampai dilokasi bang Boy masih belum
datang. Agak sedikit lama aku menunggu. Sempat juga aku berkenalan dengan
seorang teman, namun aku sudah lupa namanya dan lupa dimana tempat tinggalnya.
Ah dasar pelupa.
Sebelum Bang Boy
datang menyapa kami para pembaca karyanya, ada salah satu seniman jogja yang
menghibur kami dengan alunan lagu galau. Beberapa saat kemudian, setelah
menunggu agak lama akhirnya bang Boy muncul juga. Beberapa remaja bersorak
menyambut kedatangannya. Aku juga ikut bersorak, namun dari dalam hati.
Sekitar kurang lebih satu
jam bang Boy memnyampaikan isi buku malik dan elsa, pada beberapa kesempatan ia
juga menjawab pertanyaan dari pembaca. Usai bang Boy menjawab pertanyaan para
pembaca sudah menyiapkan buku-buku mereka untuk diberi tanda tangan dan
berfoto. Namun, sebelumnya para pembaca harus mengambil nomor urut terlebih
dulu. Alhamdulillah, aku dapat nomor urut tak begitu bawah. Nomor 23.
Kali ini, edisi tanda
tangannya tak perlu berdesak-desak untuk mendapat nomor urut paling depan. Aku agak
sedikit dag dig saat naik keatas. Sudah kusiapkan dua buku bang Boy dan satu
topi untuk ditanda tangani.
Saat aku keatas, aku agak
terkejut. Bang Boy menyapaku. Katanya “Hai. Dari Surabaya ya,” aku terkejut. Kami
sempat mengobrol banyak hal saat bang Boy memberi goresan pada buku ku. Dia bertanya
banyak hal. Saat kubilang “bukunya dikasih tulisan semangat skripsian ria aja
ya bang” bang Boy membalasnya dengan pertanyaan.
“oh udah skripsian kamu?”
“iya bang udah.”
“semester berapa?”
“semester 7 bang,”
“kuliah dimana kamu?”
“di Trunojoyo Madura bang. Abang pernah kesana dulu kan?”
Bang boy juga sempat bertanya perihal akun youtube. “Kamu
punya youtube yah?” aduhhhhh aku grogi. Sampai-sampai buku yang satunya itu
harusnya di tulis selamat ulang tahun, eh malah ditulis semangat skripsian
semua. Aku lupa gak bilang hmmm...
Selain buku aku juga meminta bang Boy untuk mendatangi
topiku. Topi yang beberapa bulan yang lalu ku pesan dari mbak finda. Dan bolpoint untuk menandatanganinya aku
nitip di waki.
Saat kuberikan topiku untuk ditanda tangani bang Boy,
bang boy tanya lagi “udah punya buku?” aihhh aku tak sanggup jawabnya. Aku belum
punya buku Bang. Ya, walau beberapa tulisanku udah dibukukan. Dan pada saat
semua yang kuberikan sudah berisi tulisan bang Boy kami segera berfoto,
kemudian aku bersiap turun. Masih ada getaran, dag dig dug saat berjabat tangan
dengan bang Boy. Setelah aku bersiap turun, bang boy said, “semangat ya Ria.” Aaaaakkk aku Cuma bisa senyum sambil
nunduk. Ahh seneng banget rasanya. Rada kenceng pulak bilangnya.
Ini kali kedua aku ketemu bang Boy di gramedia Sudirman. Seneng
banget. setelah aku dapat tanda tangan aku gak langsung pulang. Aku nontonin
bang Boy sampek acara selesai. Sekitar pukul 5 sore semua sudah dibereskan. Dengan
berat, aku terpaksa pulang. Segera kupesan ojek. Dan diperjalanan, sedih banget
rasanya. Udah selesai ya ini? masih kayak mimpi rasanya tauuuuuu. Seneng. Gak nyangka.
Dan semoga ada pertemuan selanjutnya. Kalau jadi sih hari sabtu nanti tanggal
13 Oktober aku mau ikut seminar bang Boy di Surabaya. Aku udah daftar. Tapi aku
belum bilang mbak Tika. Ragu soal e. Takut dimarahi apalagi jarak dari
Universitas Trunojoyo ke Unesa gak deket, dan lagi aku kan gak naik motor. Doakan
saja ya bisa ketemu bang Boy lagi. Aamiin.
Jumpa lagi di catatan perjalananku selanjutnya ^^













0 comments:
Post a Comment