Halaman

About

Facebook

Saturday, October 6, 2018

Goresan Tinta untuk Boy Candra (bag.4)


hai.... alhamdulillah setelah sekian lama akhirnya aku bisa melanjutkan catatan tentang Boy Candra kembali^^

alhamdulillah bisa ketemu dan foto bareng Bang Boy lagi.

ini foto pas Bang Boy sudah selesai jelasin buku terbarunya dan jawab pertanyaan dari pembaca.
desek-desekan tau, untuk dapat di posisi aku.
tau gak aku yang mana?

ini pas waktu acaranya. Bang Boy jelasin tentang isi bukunya Malik dan Elsa
empat kali kami ketemu. costumnya hampir sama ya. walau dipaksain haha.
seneng banget.


ada senengnya, ada sedihnya. nano-nano rasanya

yessss lengkap sudah. semua ada tulisan dan tanda tangannya Bang Boy


Aku senang, ketika dapat melanjutkan cerita tentang perjalanan yang aku tulis. Seperti kisah ini, alhamdulillah berlanjut kembali.
Dihari terakhir pada bulan September, aku tak pernah menyangka akan benar-benar kejadian bertemu dengan Boy Candra. Seorang penulis buku yang sering sekali aku ceritakan di blogku. Penulis pertama yang membuatku termotivasi. Sebelumnya aku tidak pernah benar-benar mempedulikan seseorang, apalagi mengikuti kisahnya, bahkan membeli karyanya. Aku tak pernah benar-benar mengidolakan seorang artis, penyanyi atau sastrawan. Dan baru kali ini aku mengikuti karya seorang penulis. Membeli bukunya, membaca tulisannya, bahkan sampai  bertemu dengannya. Hhmmm, bagiku ini sangat luar biasa.
Banyak sekali teman-temanku yang menganggap ini lelucon. Menyukai seorang penulis karya sastra yang memiliki genre tulisan galau. Padahal ada banyak penulis-penulis yang menurut mereka karyanya jauh lebih booming dan jauh lebih tinggi tingkat penulisan bahasanya. Mereka juga sering mengaitkan segala sesuatu dengan penulis yang satu ini, kalau aku bahas yang galau-galau dikit mereka selalu bilang “hu Boy Candranya keluar.” Ya begitulah mereka, teman-temanku yang sering ngatain. Kalau istilah jawanya “nggojloki”. Namun, aku sih masa bodoh ya, mau mereka pro atau kontra tidak ada urusannya. Lagipula yang menikmati karya Bang Boy aku, beli buku bang Boy juga dengan uangku, yang ketemu bang Boy juga aku. Jadi untuk apa mengurusi orang lain.
Well, tahun ini, akhirnya di bulan kelahiranku. Bulan September. Tuhan kasih hadiah yang istimewa untukku, Alhamdulillah bulan ini dikasih kesempatan main di Jogja lagi. Bisa ketemu Boy Candra secara langsung. Rasanya udah gak sabar banget pengen ketemu.
Kurang lebih dua bulan yang lalu aku baru saja mengunjungi Jogja. Bisa dikatakan jarak kunjungannya cukup dekat. Baru dua bulan. Tapi sudah hampir satu tahun aku tak jumpa Bang Boy. Karena aku sudah semester akhir, jadi untuk menyusun jadwal mudah saja karena tak ada jam kuliah. Aku berangkat ke Jogja hari jumat, tanggal 28 September. Acara tur buku bang Boy sendiri masih dua hari lagi. Hari minggu. Sebelum bertemu bang Boy aku sudah membawa dua buku karangan bang Boy. Juga sebuah topi berwarna hitam yang betuliskan “penulis”. Yaps, topi itu juga sudah siap untuk ditanda tangani Bang Boy.
Meskipun bisa dikatakan sudah berkali-kali bertemu bang Boy, namun rasanya masih spesial sekali bisa bertatap muka dengannya, dan diacara tur buku kali ini aku berharap dapat tempat duduk sih, biar terkesan tamu VIP gitu. Tapi belum rezeki. Aku berangkat sekitar pukul 14.30 WIB, sebenarnya sudah punya firasat kalau bakalan gak dapat tempat duduk, dan ternyata benar  haha. Aku berangkat  ke Gramedia Sudirman sendirian. Naik ojol. Siang itu awan tampak seperti akan turun hujan, dan akupun mulai merasa cemas. Takut kalau-kalau sebelum aku berangkat hujan sudah turun terlebih dulu. Namun alhamdulillah tidak jadi turun hujan. Saat sampai dilokasi bang Boy masih belum datang. Agak sedikit lama aku menunggu. Sempat juga aku berkenalan dengan seorang teman, namun aku sudah lupa namanya dan lupa dimana tempat tinggalnya. Ah dasar pelupa.
            Sebelum Bang Boy datang menyapa kami para pembaca karyanya, ada salah satu seniman jogja yang menghibur kami dengan alunan lagu galau. Beberapa saat kemudian, setelah menunggu agak lama akhirnya bang Boy muncul juga. Beberapa remaja bersorak menyambut kedatangannya. Aku juga ikut bersorak, namun dari dalam hati.
            Sekitar kurang lebih satu jam bang Boy memnyampaikan isi buku malik dan elsa, pada beberapa kesempatan ia juga menjawab pertanyaan dari pembaca. Usai bang Boy menjawab pertanyaan para pembaca sudah menyiapkan buku-buku mereka untuk diberi tanda tangan dan berfoto. Namun, sebelumnya para pembaca harus mengambil nomor urut terlebih dulu. Alhamdulillah, aku dapat nomor urut tak begitu bawah. Nomor 23.
            Kali ini, edisi tanda tangannya tak perlu berdesak-desak untuk mendapat nomor urut paling depan. Aku agak sedikit dag dig saat naik keatas. Sudah kusiapkan dua buku bang Boy dan satu topi untuk ditanda tangani.
            Saat aku keatas, aku agak terkejut. Bang Boy menyapaku. Katanya “Hai. Dari Surabaya ya,” aku terkejut. Kami sempat mengobrol banyak hal saat bang Boy memberi goresan pada buku ku. Dia bertanya banyak hal. Saat kubilang “bukunya dikasih tulisan semangat skripsian ria aja ya bang” bang Boy membalasnya dengan pertanyaan.
“oh udah skripsian kamu?”
“iya bang udah.”
“semester berapa?”
“semester 7 bang,”
“kuliah dimana kamu?”
“di Trunojoyo Madura bang. Abang pernah kesana dulu kan?”
Bang boy juga sempat bertanya perihal akun youtube. “Kamu punya youtube yah?” aduhhhhh aku grogi. Sampai-sampai buku yang satunya itu harusnya di tulis selamat ulang tahun, eh malah ditulis semangat skripsian semua. Aku lupa gak bilang hmmm...
Selain buku aku juga meminta bang Boy untuk mendatangi topiku. Topi yang beberapa bulan yang lalu ku pesan dari mbak finda. Dan bolpoint untuk menandatanganinya aku nitip di waki.
Saat kuberikan topiku untuk ditanda tangani bang Boy, bang boy tanya lagi “udah punya buku?” aihhh aku tak sanggup jawabnya. Aku belum punya buku Bang. Ya, walau beberapa tulisanku udah dibukukan. Dan pada saat semua yang kuberikan sudah berisi tulisan bang Boy kami segera berfoto, kemudian aku bersiap turun. Masih ada getaran, dag dig dug saat berjabat tangan dengan bang Boy. Setelah aku bersiap turun, bang boy said, “semangat ya Ria.” Aaaaakkk aku Cuma bisa senyum sambil nunduk. Ahh seneng banget rasanya. Rada kenceng pulak bilangnya.
Ini kali kedua aku ketemu bang Boy di gramedia Sudirman. Seneng banget. setelah aku dapat tanda tangan aku gak langsung pulang. Aku nontonin bang Boy sampek acara selesai. Sekitar pukul 5 sore semua sudah dibereskan. Dengan berat, aku terpaksa pulang. Segera kupesan ojek. Dan diperjalanan, sedih banget rasanya. Udah selesai ya ini? masih kayak mimpi rasanya tauuuuuu. Seneng. Gak nyangka. Dan semoga ada pertemuan selanjutnya. Kalau jadi sih hari sabtu nanti tanggal 13 Oktober aku mau ikut seminar bang Boy di Surabaya. Aku udah daftar. Tapi aku belum bilang mbak Tika. Ragu soal e. Takut dimarahi apalagi jarak dari Universitas Trunojoyo ke Unesa gak deket, dan lagi aku kan gak naik motor. Doakan saja ya bisa ketemu bang Boy lagi. Aamiin.
Jumpa lagi di catatan perjalananku selanjutnya ^^

0 comments:

Post a Comment