*cerpen karangan kelas 2 SMA
Mentari mulai menyinari bumi, aku terbangun. Mataku masih tertutup oleh belek. kulihat kursi yang berada di taman rumah, kursi yang senantiasa kududuki bersama Yanuar kekasihku dulu di SMA. Tapi sekarang aku sudah mulai melupakannya. Kami memutuskan untuk berpisah, karena menurut Yanuar aku terlalu egois, aku tak pernah memikirkan perasaan orang lain. Aku sangat membencinya, kenapa dia tak dapat mengerti aku, aku memang seperti itu. Beberapa bulan setelah aku berpisah dengannya, Yanuar telah menemukan penggantiku. Ya . dia adalah Elly. Gadis yang satu angkatan denganku dan Yanuar. Dia adalah gadis IPA. Dari gosip yang aku dengar, dia adalah gadis yang lemah lembut, dan berprestasi di kelasnya. Orang tuanya kaya, dan ia tak sombong. Tapi, aku tak percaya dengan semua itu. Bisa jadi, selama ini dia hanya berakting. Siapa yang tau? Terkadang aku bingung dengan Yanuar apa kurangnya aku? Akujuga berprestasi di kelas IPS1?
***
Suara kokok ayam membuatku terjaga dari lamunan.
“Apaaaaa!!!! Sudah jam setengah tujuh?!” kataku dengan nada keras.
Aku segera beranjak dari tempat tidur, tempat tidur dengan kasur yang sangat empuk, sehingga membuatku kesiangan, karena tidur di kasur empuk itu sangat nyaman. Aku baru saja membelinya dengan gaji pertamaku. Baru satu bulan aku bekerja. Aku belum pernah terlambat bekerja sebelumnya. Bagaimana ini? Bagaimana kalau aku di merahi dan di pecat? Ah... tidak, tidak, mana mungkin aku akan di pecat? Aku baru terlambat satu kali saja?! Aku segera berangkat. Aku tidak mau terlambat lebih lama lagi.
Betapa terkejutnya aku ketika sampai dan melihat tempat kerjaku sudah hangus di lahap si jago merah.
“ Ada apa ini? apa yang terjadi un?” aku segera menghampiri temanku undur.
“ kantor kita terbakar jam enam pagi tadi, walaupun tidak semuanya terbakar, namun perusahaan kita rugi besar” jelas undur “ mungkin sebagian dari kita akan di PHK” lanjutnya.
***
Hari masih berlanjut. Aku harus kembali bekerja hari ini. Meskipun aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku, tapi aku tetap masuk kerja. Aku segera mengambil tas warna biru mudaku. Itu adalah tas kesayanganku. Aku membeli itu bersama mama dan papa di korea, saat masih duduk di bangku SMA. Tapi, sekarang aku tak dapat lagi membeli barang bersama dengan mama dan papa. Mereka berdua sudah meninggal. Itu karna kesalahanku. Aku menyuruh mereka segera pulang dari hongkong. Agar mama dan papa dapat melihat wisudaku. Tapi sesuatu yang buruk terjadipada mereka. Pesawat yang mereka naiki jatuh.
Aku segera berangkat. Di kantor aku mendapati barang-barangku yang sudah di kemas oleh teman-temanku.
“apa yang terjadi? Kenapa barang-barangku di taruh di kardus?” tanyaku pada rekan kerjaku.
“sa.... kau telah di PHK “ jawab salah satu rekan kerjaku.
“apa? Aku? Dipecat?! Apa kau sedang bercanda ha? Aku tidak sedang ulang tahun hari ini”
“kami tidak bercanda sa, kau benar-benar telah dipecat”
“ kenapa harus aku? Aku tidak pernah berbuat salah sebelumnya. Kerjaku juga cukup bagus???”
“ perusahaan sudah bangkrut jadi terpaksa kau di pecat, takutnya perusahaaan tidak dapat menggajimu sa” lanjutnya. Aku hanya bisa terdiam sejenak. Aku masih tak percaya. Bagaimana bisa? Aku? Di pecat? Aku segera menyalakan motorku. Aku tidak ingin berlama-lama di sana. Aku harus segera mencari pekerjaan baru. Tapi apa? Apa yang bisa kulakukan? Mencari pekerjaan lagi sangatlah sulit. Yang ada di pikiranku sekarang ini adalah tidak melakukan apa-apa. Ya hanya itu yang bisa kulakukan saat ini. Tapi aku tak boleh menyerah begitu saja. Aku akan memikirkan ini dirumah . siapa tau aku akan mendapat insipirasi di sana.
***
Tak ada inspirasi. Apakah aku akan menjadi seorang yang pengangguran? Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Tiba-tiba aku terfikir sesuatu. Aku mempunyai banyak barang yang aku beli saat kuliah dulu. bagaimana kalau itu ku jual? Barang juga masih bagus. Pasti akan banyak anak muda yang mau membelinya.
***
Burung sudah mulai berkicauan. Langit biru menyambut pagiku hari ini. Aku segera mengemas-ngemasi barang yang akan ku jual hari ini. Semoga saja berhasil. Hari ini aku putuskan untuk berjualan di pinggir-pinggir jalan. Tapi tak seperti yang ku harapkan. Tak ada yang membeli satupun barang yang ku jual. Aku memutuskan untuk pindah tempat. Aku menuju kesebuah sekolah menengah atas. Para siswi itu pasti menyukai pernak-pernik milikku. Dan hasilnya. Lumayan, pernak-pernikku banyak yang terjual.
Namun hidupku tak selancar itu, pada hari ketujuh, seorang satpam sekolah menghampiriku dan berkata.
“ maaf mbak Anda tidak boleh berjualan di sini” tegas satpam itu kepadaku.
“ apa ? kenapa? Kenapa begitu?” tanyaku bingung.
“ ini sudah peraturan!!! Sana pergi!! Sebelum anda saya seret. Cepat pergi!!”
“ iya saya akan segera pergi kok pak” ujarku kesal.
Aku terus berjalan tanpa tujuan, aku bingung. Apa yang harus kulakukan? Tiba-tiba salah satu barang daganganku terjatuh didepan sebuah emperan toko. Namun, ketika aku hendak mengambilnya seseorang telah mengambilnya terlebih dahulu. Dia seorang pemuda. Kulitnya putih, badanya tinggi, dan dia berkacamata. “Yanuar” sentakku dalam hati. Pria itu tampak seperti Yanuar. Apa yang harus aku lakukan? Aku merasa malu, karna bertemu dengannya dalam keadaan seperti ini.
“ ini mbak Barangnya jatuh” ujarnya.
“ ah.. iya terimakasih” jawabku. Tapi, kenapa dia memanggilku mbak? Apakah dia sudah tak mengenaliku lagi? Yanuar, apa itu benar-benar kau? Jika itu kau, kenapa kau tak mengingatku? Aku memang sekarang sudah berhijab. Sedang di SMA aku belum berhijab. Semenjak kedua orang tuaku meninggal, aku memutuskan untuk berhijab. Aku merubah sikapku, yang semula egois, manja dan kekanak-kanakan.
“ya sudah saya pergi dulu”
“oh... iya, sekali lagi terimakasih” dia benar-benar tak mengenaliku.
***
Ndredd...
Ndred...
Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku segera melihatnya. Kalau-kalau itu penting. Seseorang menelponku. Tapi aku tidak mengenal nomornya.
“ halo sabrina di sini” ujarku.
“sa, ini aku Elly, kau masih ingat denganku kan?” seseorang yang disana mulai berbicara. “Elly?” Gumamku. Aku bahkan tak ingat siapa elly.
“aku elly, kita satu sekolah saat SMA, aku di kelas IPA1” jelasnya.
“oh.. elly apriliani. Iya aku masih ingat” jawabku. Aku tak menyangka, dia masih ingat denganku, dia bahkan punya nomorku. Padahal kita dulu di SMA tidak saling kenal, jangankan berbicara, bertatap muka saja tak pernah. Padahal kita satu sekolah. “iya ada apa ell, knapa kau menelfonku?” lanjutku.
“kenapa kau berbicara seperti itu sa, aku ini kan teman satu sekolahmu dulu, jadi tidak apa-apa kan jika aku menelfonmu”
“Maksudku bukan begitu ell, kau kan juga tau bahwa dulu kita ini jarang berbicara”
“ohh.. iya aku juga tau. Ngomong-ngomong bagaimana keadaanmu sa??”
“Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?”
“alhamdulillah baik”
“em.. kau kerja dimana sekarang?” tanyaku penasaran
“di restoran” jawabnya singkat
“restoran?!” tanyaku “restoran mana? Dimana tempatnya? Milik siapa?”
“pertanyaanmu banyak sekali sa. Restoran milikku sendiri. Letaknya di jepang. Aku tinggal disana sekarang.” Jelasnya.
“dalam rangka apa kau kemari?”
“loh.. apa kau belum tau, sebentar lagi kan SMA kita akan mengadakan reuni? Maka dari itu aku pulang ke indonesia”
“em.. ya sudah ell, aku tak bisa telfon lama-lama, aku sedang sibuk” aku menutup telfon dari elly. Ya elly, dia adalah mantan kekasih Yanuar. Tapi aku belum tau pasti, apakah dia sudah menjadi mantan atau masih berpacaran. REUNI. Benarkah itu. Akan diadakan reoni SMA. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan. Bagaiman jika teman-temanku tau kalau aku sekarang...??
***
Pagi ini terasa dingin. Mungkin karena musim kemarau akan segera datang. Dan juga sebentar lagi akan bulan puasa. Aku segera bersiap untuk olah raga pagi hari ini. Kupakai handuk kecil warna biruku. Aku melihat keluar rumah. Banyak sekali orang berolahraga diluar sana. Melihat semua itu aku semakin bersemangat untuk olahraga pagi ini. Sudah lama aku tak pernah olah raga pagi. Itu karna kesibukanku. Hari ini aku sedang takbekerja. Itu karna aku telah di pecat. jadi tak salah jika aku meluangkan waktu untuk berolah raga sejenak. Aku telah sampai di taman. Aku ingin beristirahat sejenak di sana. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sesosok pemuda disana. Dia memakai training warna biru. Kulitnya putih, badanya tinggi. Tapi aku tak tau bagaimana wajahnya.dari kejauhan, aku melihat elly. Di disini? Dia sudah berada di sini. Bagaimana ini. Aku segera bersembunyi. Aku berlari, dan bersembunyi di balik pohon beringin di taman itu. Aku takut jika dia melihatku. Aku belum siap bertemu dengannya. Namun, tiba-tiba saat aku menoleh kearah elly lagi, aku tak melihatnya. “Dimana? Dimana dia? Apa dia sudah pergi? Syukurlah. Namun tiba-tiba ada seseorang menepuk bahuku dari belakang.
“hey, apa yang kau lakukan disini?” tanya pria itu. Aku segera menoleh. Jantungku berdetak kencang tangan ku dingin dan gemetar. Namun itu bukan karna aku takut elly melihatku. Namun.. dia. Dia yang menepuk bahuku. Dia sangat tampan. Tapi, wajahnya. Wajah itu. Sudah tak asing lagi.
“Yanuar” lirihku
“apa? Apa yang kau katakan tadi? Aku tak dapat mendengarnya. Bolehkah aku minta kau ulangi lagi”
“a.. tidak, aku tak mengatakan apa-apa” aku masih melihatnya. Kenapa begini. Kenapa aku merasakan sesuatu yang berbeda pada diriku? Aku sungguh tak bisa melepaskan pandangan mataku darinya. Apa ini yang namanya cinta lama bersemi kembali. Yanuar.
“benarkah. Lalu, apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya lagi.
“A.. aku.. aku di sini sedang mencari semut, iya aku sedang mencari semut”
“Benarkah itu? Untuk apa kau mencari semut nona?”
“oh ya.. apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyaku penasaran.
“sepertinya tidak, aku tak pernah melihatmu sebelumnya”
“benarkah? Tapi aku merasa pernah melihatmu sebelumnya?”
“ah mana mungkin. Oh ya kau mau minum? Aku baru saja membelikannya untuk saudara ku. Tapi tiba-tiba dia bilang ada urusan. Jadi, ini untukmu saja” lelaki itu menyodorkan minumannya kepadaku.
“a, iya terimakasih banyak”
“oh ya.. namamu siapa? Kita belum berkenalan” dia mengulurkan tangnya kearahku.
“sabrina. Namamu?”
“risky, oh sepertinya aku harus segera pulang, ech tapi bolehkah aku minta nomermu nona sabrina? Aku ingin mengenalmu lebih dekat”
“tentu, ini catat ya 085641358xxx”
***
Aku merebahkan badanku ke kasur.kuambil fotoku dan Yanuar yang berada di atas meja. Aku tak pernah membuangnya. Risky. Apa dia adalah kau Yanuar? Tapi kenapa kau lupa denganku. Kau bahkan tak ingat jika kau pernah menolongku sebelumnya. Tapi, risky dan Yanuar berbeda. Mata risky tak sesipit mata Yanuar. Tapi orang yang menolongku itu, dia mirip sekali dengan Yanuar. Tapi kenapa ketika aku melihat lelaki yang menolongku, aku merasa biasa saja. Sedang yang kulihat di taman tadi, dia, dia membuat ku...
Ndredd...
Ndred...
Ponselku tiba-tiba berbunyi. Ternya itu pesan dari sinta, teman SMAku dulu. “untuk alumni SMA 1 BOJONEGORO angakatan 2005/2006 di beritahukan bahwa akan diadakan reuni, pada tanggal 12 AGUSTUS 2013 di SMA 1 BOJONEGORO. Reuni di mulai pada pukul 08.00 wib- selesai. Harap kehadirannya.
Terimakasih.
Jadi benar akan di adakan reuni? Aku segera mengambil tas ku, dan keluar. Aku ingin menemui elly teman SMAku dulu.
Mentari mulai menyinari bumi, aku terbangun. Mataku masih tertutup oleh belek. kulihat kursi yang berada di taman rumah, kursi yang senantiasa kududuki bersama Yanuar kekasihku dulu di SMA. Tapi sekarang aku sudah mulai melupakannya. Kami memutuskan untuk berpisah, karena menurut Yanuar aku terlalu egois, aku tak pernah memikirkan perasaan orang lain. Aku sangat membencinya, kenapa dia tak dapat mengerti aku, aku memang seperti itu. Beberapa bulan setelah aku berpisah dengannya, Yanuar telah menemukan penggantiku. Ya . dia adalah Elly. Gadis yang satu angkatan denganku dan Yanuar. Dia adalah gadis IPA. Dari gosip yang aku dengar, dia adalah gadis yang lemah lembut, dan berprestasi di kelasnya. Orang tuanya kaya, dan ia tak sombong. Tapi, aku tak percaya dengan semua itu. Bisa jadi, selama ini dia hanya berakting. Siapa yang tau? Terkadang aku bingung dengan Yanuar apa kurangnya aku? Akujuga berprestasi di kelas IPS1?
***
Suara kokok ayam membuatku terjaga dari lamunan.
“Apaaaaa!!!! Sudah jam setengah tujuh?!” kataku dengan nada keras.
Aku segera beranjak dari tempat tidur, tempat tidur dengan kasur yang sangat empuk, sehingga membuatku kesiangan, karena tidur di kasur empuk itu sangat nyaman. Aku baru saja membelinya dengan gaji pertamaku. Baru satu bulan aku bekerja. Aku belum pernah terlambat bekerja sebelumnya. Bagaimana ini? Bagaimana kalau aku di merahi dan di pecat? Ah... tidak, tidak, mana mungkin aku akan di pecat? Aku baru terlambat satu kali saja?! Aku segera berangkat. Aku tidak mau terlambat lebih lama lagi.
Betapa terkejutnya aku ketika sampai dan melihat tempat kerjaku sudah hangus di lahap si jago merah.
“ Ada apa ini? apa yang terjadi un?” aku segera menghampiri temanku undur.
“ kantor kita terbakar jam enam pagi tadi, walaupun tidak semuanya terbakar, namun perusahaan kita rugi besar” jelas undur “ mungkin sebagian dari kita akan di PHK” lanjutnya.
***
Hari masih berlanjut. Aku harus kembali bekerja hari ini. Meskipun aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku, tapi aku tetap masuk kerja. Aku segera mengambil tas warna biru mudaku. Itu adalah tas kesayanganku. Aku membeli itu bersama mama dan papa di korea, saat masih duduk di bangku SMA. Tapi, sekarang aku tak dapat lagi membeli barang bersama dengan mama dan papa. Mereka berdua sudah meninggal. Itu karna kesalahanku. Aku menyuruh mereka segera pulang dari hongkong. Agar mama dan papa dapat melihat wisudaku. Tapi sesuatu yang buruk terjadipada mereka. Pesawat yang mereka naiki jatuh.
Aku segera berangkat. Di kantor aku mendapati barang-barangku yang sudah di kemas oleh teman-temanku.
“apa yang terjadi? Kenapa barang-barangku di taruh di kardus?” tanyaku pada rekan kerjaku.
“sa.... kau telah di PHK “ jawab salah satu rekan kerjaku.
“apa? Aku? Dipecat?! Apa kau sedang bercanda ha? Aku tidak sedang ulang tahun hari ini”
“kami tidak bercanda sa, kau benar-benar telah dipecat”
“ kenapa harus aku? Aku tidak pernah berbuat salah sebelumnya. Kerjaku juga cukup bagus???”
“ perusahaan sudah bangkrut jadi terpaksa kau di pecat, takutnya perusahaaan tidak dapat menggajimu sa” lanjutnya. Aku hanya bisa terdiam sejenak. Aku masih tak percaya. Bagaimana bisa? Aku? Di pecat? Aku segera menyalakan motorku. Aku tidak ingin berlama-lama di sana. Aku harus segera mencari pekerjaan baru. Tapi apa? Apa yang bisa kulakukan? Mencari pekerjaan lagi sangatlah sulit. Yang ada di pikiranku sekarang ini adalah tidak melakukan apa-apa. Ya hanya itu yang bisa kulakukan saat ini. Tapi aku tak boleh menyerah begitu saja. Aku akan memikirkan ini dirumah . siapa tau aku akan mendapat insipirasi di sana.
***
Tak ada inspirasi. Apakah aku akan menjadi seorang yang pengangguran? Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Tiba-tiba aku terfikir sesuatu. Aku mempunyai banyak barang yang aku beli saat kuliah dulu. bagaimana kalau itu ku jual? Barang juga masih bagus. Pasti akan banyak anak muda yang mau membelinya.
***
Burung sudah mulai berkicauan. Langit biru menyambut pagiku hari ini. Aku segera mengemas-ngemasi barang yang akan ku jual hari ini. Semoga saja berhasil. Hari ini aku putuskan untuk berjualan di pinggir-pinggir jalan. Tapi tak seperti yang ku harapkan. Tak ada yang membeli satupun barang yang ku jual. Aku memutuskan untuk pindah tempat. Aku menuju kesebuah sekolah menengah atas. Para siswi itu pasti menyukai pernak-pernik milikku. Dan hasilnya. Lumayan, pernak-pernikku banyak yang terjual.
Namun hidupku tak selancar itu, pada hari ketujuh, seorang satpam sekolah menghampiriku dan berkata.
“ maaf mbak Anda tidak boleh berjualan di sini” tegas satpam itu kepadaku.
“ apa ? kenapa? Kenapa begitu?” tanyaku bingung.
“ ini sudah peraturan!!! Sana pergi!! Sebelum anda saya seret. Cepat pergi!!”
“ iya saya akan segera pergi kok pak” ujarku kesal.
Aku terus berjalan tanpa tujuan, aku bingung. Apa yang harus kulakukan? Tiba-tiba salah satu barang daganganku terjatuh didepan sebuah emperan toko. Namun, ketika aku hendak mengambilnya seseorang telah mengambilnya terlebih dahulu. Dia seorang pemuda. Kulitnya putih, badanya tinggi, dan dia berkacamata. “Yanuar” sentakku dalam hati. Pria itu tampak seperti Yanuar. Apa yang harus aku lakukan? Aku merasa malu, karna bertemu dengannya dalam keadaan seperti ini.
“ ini mbak Barangnya jatuh” ujarnya.
“ ah.. iya terimakasih” jawabku. Tapi, kenapa dia memanggilku mbak? Apakah dia sudah tak mengenaliku lagi? Yanuar, apa itu benar-benar kau? Jika itu kau, kenapa kau tak mengingatku? Aku memang sekarang sudah berhijab. Sedang di SMA aku belum berhijab. Semenjak kedua orang tuaku meninggal, aku memutuskan untuk berhijab. Aku merubah sikapku, yang semula egois, manja dan kekanak-kanakan.
“ya sudah saya pergi dulu”
“oh... iya, sekali lagi terimakasih” dia benar-benar tak mengenaliku.
***
Ndredd...
Ndred...
Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku segera melihatnya. Kalau-kalau itu penting. Seseorang menelponku. Tapi aku tidak mengenal nomornya.
“ halo sabrina di sini” ujarku.
“sa, ini aku Elly, kau masih ingat denganku kan?” seseorang yang disana mulai berbicara. “Elly?” Gumamku. Aku bahkan tak ingat siapa elly.
“aku elly, kita satu sekolah saat SMA, aku di kelas IPA1” jelasnya.
“oh.. elly apriliani. Iya aku masih ingat” jawabku. Aku tak menyangka, dia masih ingat denganku, dia bahkan punya nomorku. Padahal kita dulu di SMA tidak saling kenal, jangankan berbicara, bertatap muka saja tak pernah. Padahal kita satu sekolah. “iya ada apa ell, knapa kau menelfonku?” lanjutku.
“kenapa kau berbicara seperti itu sa, aku ini kan teman satu sekolahmu dulu, jadi tidak apa-apa kan jika aku menelfonmu”
“Maksudku bukan begitu ell, kau kan juga tau bahwa dulu kita ini jarang berbicara”
“ohh.. iya aku juga tau. Ngomong-ngomong bagaimana keadaanmu sa??”
“Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?”
“alhamdulillah baik”
“em.. kau kerja dimana sekarang?” tanyaku penasaran
“di restoran” jawabnya singkat
“restoran?!” tanyaku “restoran mana? Dimana tempatnya? Milik siapa?”
“pertanyaanmu banyak sekali sa. Restoran milikku sendiri. Letaknya di jepang. Aku tinggal disana sekarang.” Jelasnya.
“dalam rangka apa kau kemari?”
“loh.. apa kau belum tau, sebentar lagi kan SMA kita akan mengadakan reuni? Maka dari itu aku pulang ke indonesia”
“em.. ya sudah ell, aku tak bisa telfon lama-lama, aku sedang sibuk” aku menutup telfon dari elly. Ya elly, dia adalah mantan kekasih Yanuar. Tapi aku belum tau pasti, apakah dia sudah menjadi mantan atau masih berpacaran. REUNI. Benarkah itu. Akan diadakan reoni SMA. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan. Bagaiman jika teman-temanku tau kalau aku sekarang...??
***
Pagi ini terasa dingin. Mungkin karena musim kemarau akan segera datang. Dan juga sebentar lagi akan bulan puasa. Aku segera bersiap untuk olah raga pagi hari ini. Kupakai handuk kecil warna biruku. Aku melihat keluar rumah. Banyak sekali orang berolahraga diluar sana. Melihat semua itu aku semakin bersemangat untuk olahraga pagi ini. Sudah lama aku tak pernah olah raga pagi. Itu karna kesibukanku. Hari ini aku sedang takbekerja. Itu karna aku telah di pecat. jadi tak salah jika aku meluangkan waktu untuk berolah raga sejenak. Aku telah sampai di taman. Aku ingin beristirahat sejenak di sana. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sesosok pemuda disana. Dia memakai training warna biru. Kulitnya putih, badanya tinggi. Tapi aku tak tau bagaimana wajahnya.dari kejauhan, aku melihat elly. Di disini? Dia sudah berada di sini. Bagaimana ini. Aku segera bersembunyi. Aku berlari, dan bersembunyi di balik pohon beringin di taman itu. Aku takut jika dia melihatku. Aku belum siap bertemu dengannya. Namun, tiba-tiba saat aku menoleh kearah elly lagi, aku tak melihatnya. “Dimana? Dimana dia? Apa dia sudah pergi? Syukurlah. Namun tiba-tiba ada seseorang menepuk bahuku dari belakang.
“hey, apa yang kau lakukan disini?” tanya pria itu. Aku segera menoleh. Jantungku berdetak kencang tangan ku dingin dan gemetar. Namun itu bukan karna aku takut elly melihatku. Namun.. dia. Dia yang menepuk bahuku. Dia sangat tampan. Tapi, wajahnya. Wajah itu. Sudah tak asing lagi.
“Yanuar” lirihku
“apa? Apa yang kau katakan tadi? Aku tak dapat mendengarnya. Bolehkah aku minta kau ulangi lagi”
“a.. tidak, aku tak mengatakan apa-apa” aku masih melihatnya. Kenapa begini. Kenapa aku merasakan sesuatu yang berbeda pada diriku? Aku sungguh tak bisa melepaskan pandangan mataku darinya. Apa ini yang namanya cinta lama bersemi kembali. Yanuar.
“benarkah. Lalu, apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya lagi.
“A.. aku.. aku di sini sedang mencari semut, iya aku sedang mencari semut”
“Benarkah itu? Untuk apa kau mencari semut nona?”
“oh ya.. apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyaku penasaran.
“sepertinya tidak, aku tak pernah melihatmu sebelumnya”
“benarkah? Tapi aku merasa pernah melihatmu sebelumnya?”
“ah mana mungkin. Oh ya kau mau minum? Aku baru saja membelikannya untuk saudara ku. Tapi tiba-tiba dia bilang ada urusan. Jadi, ini untukmu saja” lelaki itu menyodorkan minumannya kepadaku.
“a, iya terimakasih banyak”
“oh ya.. namamu siapa? Kita belum berkenalan” dia mengulurkan tangnya kearahku.
“sabrina. Namamu?”
“risky, oh sepertinya aku harus segera pulang, ech tapi bolehkah aku minta nomermu nona sabrina? Aku ingin mengenalmu lebih dekat”
“tentu, ini catat ya 085641358xxx”
***
Aku merebahkan badanku ke kasur.kuambil fotoku dan Yanuar yang berada di atas meja. Aku tak pernah membuangnya. Risky. Apa dia adalah kau Yanuar? Tapi kenapa kau lupa denganku. Kau bahkan tak ingat jika kau pernah menolongku sebelumnya. Tapi, risky dan Yanuar berbeda. Mata risky tak sesipit mata Yanuar. Tapi orang yang menolongku itu, dia mirip sekali dengan Yanuar. Tapi kenapa ketika aku melihat lelaki yang menolongku, aku merasa biasa saja. Sedang yang kulihat di taman tadi, dia, dia membuat ku...
Ndredd...
Ndred...
Ponselku tiba-tiba berbunyi. Ternya itu pesan dari sinta, teman SMAku dulu. “untuk alumni SMA 1 BOJONEGORO angakatan 2005/2006 di beritahukan bahwa akan diadakan reuni, pada tanggal 12 AGUSTUS 2013 di SMA 1 BOJONEGORO. Reuni di mulai pada pukul 08.00 wib- selesai. Harap kehadirannya.
Terimakasih.
Jadi benar akan di adakan reuni? Aku segera mengambil tas ku, dan keluar. Aku ingin menemui elly teman SMAku dulu.







0 comments:
Post a Comment