Halaman

About

Facebook

Saturday, March 10, 2018

Perjalanan Pulang

sumber. Google

Hai, apakabar.
Semoga kamu yang membaca tulisanku ini selalu bersyukur karena masih bisa bernafas sehingga dapat membaca tulisanku.
Kali ini, aku ingin bercerita kembali lewat sebuah tulisan. Karena aku suka bercerita. Tak selalu bercerita pada sesama manusia, pada labtop atau kertas saja rasanya sudah lega. Karena kadang, bercerita pada sesama manusia itu gak asik.
Hari ini (09/03/18) aku dan temanku (baca: Fira) berencana untuk takziah dirumah Reza. Rumahnya di Sidoarjo, dan karena siangnya Fira harus mengikuti makrab salah satu organisasinya kami berangkat pagi agar bisa sampai Madura lagi pada siang nanti. Aku berangkat dari kost bersama Fira. Namun sesungguhnya ada 3teman yang juga ikut. Desi (rumahnya di gresik) dan mas Davit ditemani temannya.
            Aku dan Fira berangkat pukul 6 dari kost. Kami naik sepeda motor. Kira-kira pukul set 7 kami turun dari kapal. Sebelum kerumah reza kami kumpul dulu dirumah desi. Karena Cuma desi yang tahu rumahnya Reza. Dan sebelum kerumah desi, kami masih harus menunggu Mas Davit dan temannya agar pas kerumah desi kami bisa berangkat bersama-sama. Agak lama menunggu Mas Davit, sampai kira-kira pukul setengah delapan kami baru berangkat dari surabaya.
            Jalanan macet pagi itu, banyak trek dimana-mana. Dan barangkali satu dari beberapa trek itu hampir bisa kupegang. Menyelip di antara dua trek itu sangat menegangkan. Untunglah Fira bisa menyalip dengan baik dan benar. Hingga pukul setegah sembilan kami berempat sampai di Gresik. Bernapas sebentar, meluruskan kaki dan ternyata Desi sudah menyiapkan makanan untuk mengisi perut kami.
            Sudah puas beristirahat, kami langsung memutuskan untuk berangkat kerumah Reza. Jangan salah paham ya, Reza itu seorang perempuan, bukan seorang laki-laki.
            Sebenarnya, jarak rumah Desi dan Reza tak begitu jauh. Barangkali kalau dihitung kira-kira Cuma 45menit perjalanan saja. Namun, pagi itu jalan raya agaknya sedang menggoda kami, perjalanan menuju rumah Rezapun menjadi semakin lama.
            Aku dan Fira berada paling belakang. Desi berada didepan, dan mas Davit di urutan ke-2. Jalanan dari Gresik ke Sidoarjo dipenuh dengan kendaraan proyek. Trek ada dimana-mana. Alhasil harus pintar menyalip. Kalau tidak perjaanan akan semakin lama karena berada di belakang trek yang jalannya lambat. Dan jelas saja, kami terpisah. Aku dan Fira kehilangan jejak Desi dan Mas Davit.
            Di sebuah pertigaan jalan, aku dan Fira ragu-ragu. Harus belok kanan, atau lurus saja. kukatakan pada Fira untuk belok kanan saja. karena saat itu tak ada motor yang terlihat berjalan lurus. Namun, setelah agak lama kami tak juga menemukan keberadaan Desi.  Kami mulai bimbang. Ragu. Apa mungkin salah jalan. Hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk kembali. Lamaaa Fira mengendarai motor, namun tak kunjung menemukan Desi dan Mas Davit. Dan ternyata disisi lain, mas Davit sedang mencari kami berdua. Jadi, intinya kami saling mencari satu sama lain.
            Barangkali sekitar setengah jam lebih kami saling cari. Hingga pada akhirnya, memanglah jalan kearah kanan di pertigaan tadi yang benar. Dan ternyata dipertigaan itu ada petunjuk arah. Ah, aku dan Fira tak melihatnya tadi. Setelah menuju arah yang benar, kami masih belum juga bertemu desi dan Mas Davit, lalu aku dan Fira memutuskan untuk menunggu Desi dan Mas Davit di indomart. Dan setelah sekian lama, mereka datang juga. Dengan format yang berbeda. Desi membonceng teman mas Davit, dan mas Davit naik motor sendiri. Dan karena tak mau mengulang kesalahan yang sama, teman mas Davit berangkat duluan dengan membonceng Desi, kemudian Fira dan aku lalu disusul mas David dari belakang.
            Setelah kejadian saling mencari satu sama lain, perjalanan kami berjalan dengan baik. Kami sampai kerumah Reza dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Sebenarnya, karena kejadian nyasar tadi mas Davit sempat ingin mengurungkan niat untuk kerumah Reza. Kamu jangan tanya mas Davit itu siapa ya. Kuharap kalian sudah peka dan tau dengan sedirinya. Yang pasti, mas Davit tidak satu kampus dengan kami.
            Agak lama kami dirumah Reza. Disuguhi makanan lagi. Dengan beraneka ragam makanan ringan pula. Mengobrol ini dan itu. Karena itu hari jumat, maka Mas Davit dan temannya harus jumatan dulu. Sampai pukul satu siang, kami memutuskan untuk pulang. Namun, sebelum pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke Madura, kami mampir lagi kerumah Desi. Mengistirahatkan kaki. Sekitar pukul setengah tiga sore kami melanjutkan perjalanan. Akhirnya pulang juga. Mas Davit sudah meluncur lebih dulu dengan jalur berbeda.
            Sore itu, aku dan Fira pulang lewat Gresik Kota. Melewati sebuah Universitas yang mengingatkan ku pada seseorang. Aku tau, seseorang itu tak akan membaca tulisan ini. Maka aku berani untuk menuliskan ini.
            Dan tanpa pernah kuduga. Barangkali Fira juga tak pernah menduganya. Kami terserempet. Dipinggir kami banyak sekali trek. Maklum, jalanan proyek. Dan secara tiba-tiba dari sisi kiri salah seorang pengendara motor menyenggol setir sepeda yang kami naiki. Dan motor sebelah kanan juga menyenggol kami. Kakiku dipepet. Fira oleng dan akhirnya jatuh. Tidak sampai jatuh ketanah memang. Namun aku hampir jatuh ketanah saat itu, aku spontan turun. Kubantu fira yang kesusahan untuk mendirikan motornya. Tangan kirinya yang memegang setir seperti terlihat kesleo saat itu. Dan setelah motor berhasil berdiri, aku naik kembali.
            “wakmu gak opo kan ri” itu kalimat pertama yang Fira tanyakan ke aku. Huh, aku tak apa. Justru Fira yang kenapa-kenapa. Kejadian itu terjadi begitu cepat. Aku tak bisa menjelaskan dengan detail.
            Karena terjatuh tadi, ban motor Fira langsung kempes. Setir motor menjadi oleng. Akhirnya kami berhenti. Dan untunglah, tambal ban berada di sekitar lokasi kejadian. Kami menuntun motor tak begitu jauh. Tangan Fira masih bergetar. Kusuruh dia minum dulu. Aku tau, pasti dia begitu shock. Untung saja tak ada yang menabrak kami dari belakang. Ataupun trek. Kalau ada, aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi.
            Sekitar pukul setengah lima kami sampai di kost. Alhamdulillah selamat. Kami sempat membicarakan bagaimana tabrakan tadi bisa terjadi diatas motor menuju perjalanan pulang. Semoga Fira baik-baik saja. Pasalnya jam enam nanti dia harus pergi ke Pamekasan untuk acara pengakraban.
            Hari itu nano-nano sekali. Namun alhamdullah kejadian terserempet tadi tak begitu parah.




0 comments:

Post a Comment