Akhir september ini, saya putuskan untuk mengunjungi kota
pelajar lagi. Kota yang selalu dibilang oleh orang-orang banyak meninggalkan
kerinduan. Beberapa minggu yang lalu memang sudah ada rencana untuk berkunjung
ke Jogja. Sekadar ingin melihat kost yang baru ditinggali kakak perempuan saya.
Juga sekalian menonton tur buku penulis favorit saya. Kakak saya sudah memesan
tiket untuk tanggal 28, hari jumat. Meski masih belum tahu saya memiliki acara
dkampus atau tidak, namun saya rasa hari jumat akan selalu free. Tak akan ada
bimbingan atau acara yang lainnya. Namun, ternyata saya melupakan sesuatu,
tanggal 29 harusnya ada acara wisuda. Saya lupa tentang ini.
Satu minggu sebelum saya berangkat, saya mendapat kabar,
katanya wisuda di undur satu minggu. Alhamdulillah, bisa ke Jogja dengan
perasaan yang tenang. Pasalnya tiket tak mungkin bisa dibatalkan. Acara tur
buku penulis favorit saya juga tak akan bisa dirubah.
Malam sebelum saya berangkat, saya menyiapkan bekal
terlebih dulu. Untuk besok diperjalanan, takutnya saya lapar. Jogja madura,
jaraknya tidak dekat. pagi harinya, saya bangun pukul empat subuh. Bersiap dan
kemudian berangkat dari indekost pukul 7 pagi. Saya diantar oleh teman saya kepelabuhan.
Namun belum ada kapal yang bersandar saat kami sampai, jadi kami harus menunggu
bebarapa menit. Karena belum ada kapal, teman saya menemani untuk menunggu
kapal bersandar.
Sebelum naik ke kapal, saya bertemu salah seorang teman, alhamdulillah
kali ini tidak sendiri didalam kapal. Sampai di dermaga Ujung Surabaya, saya
berjalan sedikit ke dekat polres. Pesan ojol (ojek online). Tak begitu lama
ojolpun datang. Kami segera meluncur ke stasiun gubeng.
Awalnya, saya fikir saya naik kereta dari stasiun gubeng
baru, tapi ternyata saya salah, harusnya di gubeng lama. Alhasil saya harus
berjalan lewat jalan raya untuk berpindah stasiun. Saya tidak begitu
terburu-buru. Di stasiun Gubeng Baru saya masih sempat duduk agak lama dan
mengabari mbak Tika. Lagipula masih sekitar pukul sembilan saat itu, dan kereta
saya berangkat pukul 10.45 wib.
Namun, terdamparnya saya distasiun gubeng baru ada
hikmahnya. Adalah pokoknya ya, kalian tak perlu tahu. Agak jauh untuk pergi ke
gubeng lama, karena saya lewat luar. Sebenarnya lewat dalampun bisa, tapi saya
tidak tahu. Saya sudah bertanya ke satpam, dikasih tau juga lewat jalan raya
bukan lewat dalam. Agak panas dan seperti orang hilang, karena masih sedikit
bingung saya bertanya ke mas-mas yang saat itu papasan dengan saya dijalan.
Sudah biasa saya tanya ke orang tak dikenal, dan alhamdulillah selalu bertemu
orang baik.
Di gubeng lama, saya juga harus menuggu agak lama.
Tiba-tiba seorang laki-laki duduk disamping saya. Umurnya masih sekitar 20
keatas. Masnya cerewet, banyak tanya, tapi saya hanya balas dengan kalimat
cuek. Malas menanggapi. Akhirnya mas itu pergi sendiri.
Perjalanan dari surabaya
sampai ke Jogja 6jam. Saya mabok. Perut agak sedikit mual. Sampai disolo saya
memejamkan mata, biasanya kalau saya mual kemudian tidur mualnya akan hilang. Benar
saja, agak sedikit membaik setidaknya.
Saya turun di stasiun lempuyangan,
saya dijemput kakak. Hmm, selalu repot kalau dijemput distasiun, dapat omelan.
Sekitar setengah lima sore saya sampai di stasiun lempuyangan. Setelah
menemukan keberadaan kakak saya, kami langsung menuju indekost.
Istirahat, kemudian makan.
Saya makan sedikit, karena perut masih mual. Bekal yang saya bawa dari kost
belum saya makan sama sekali, jadi saya makan saat sampai di kost.
Indekost Mbak Tika kali
ini memang lebih lengkap, sudah ada dapur dan wastafel tempat mencuci piring. Jadi
tak perlu lagi jongkok untuk mencuci piring. Ditambah lagi sudah ada kulkas,
sekarang tak perlu membeli es kalau haus. Makanan juga lebih awet karena bisa
ditaruh kulkas.
Hari sabtu pagi, saya
diajak pergi ke pasar. Lupa pasar apa namanya. Agak jauh dari indekost. Belanja
untuk keperluan makan beberapa hari kedepan. Keliling cari bahan. Pulang dari
pasar, istirahat sebentar dan kemudian diajak mbak pergi ke kantornya.
Banyak hal saya lakukan sendirian
di Jogja. Dari mulai datang ke tur buku penulis favorit, ke sunmor (Sunday morning
ugm), ke toko buku, bahkan ke malioboro. Jogja selalu indah untuk dikunjungi. Dimanapun
tempat menginapnya, apapun kegiatannya Jogja masih jadi tempat untuk kembali. Dari
beberapa kunjungan saya di jogja, saya ingin sekali menikmati malioboro pada
sore hingga malam hari. Semoga ya, kapan-kapan entah bersama siapa.
Saya kembali ke madura
pada hari rabu, malam harinya saya sempat berbelanja kebutuhan dulu bersama
kakak. Dan pagi sekitar pukul setengah tujuh pagi saya berangkat ke stasiun
Jogja. Agak terburu-buru, padahal pengen foto di stasiun Jogja, tapi gagal.
Jogja, jangan bosan ya aku
kunjungi. Walaupun nanti kalau mbak Tika tak lagi berada disana, semoga masih
bisa pergi kesana. Atau mungkin aku menetap disana? Ah, Jogja terlalu indah dan
nyaman. Betah banget disana.
Jogja Story Bag. 6
Akhir september ini, saya putuskan untuk mengunjungi kota
pelajar lagi. Kota yang selalu dibilang oleh orang-orang banyak meninggalkan
kerinduan. Beberapa minggu yang lalu memang sudah ada rencana untuk berkunjung
ke Jogja. Sekadar ingin melihat kost yang baru ditinggali kakak perempuan saya.
Juga sekalian menonton tur buku penulis favorit saya. Kakak saya sudah memesan
tiket untuk tanggal 28, hari jumat. Meski masih belum tahu saya memiliki acara
dkampus atau tidak, namun saya rasa hari jumat akan selalu free. Tak akan ada
bimbingan atau acara yang lainnya. Namun, ternyata saya melupakan sesuatu,
tanggal 29 harusnya ada acara wisuda. Saya lupa tentang ini.
Satu minggu sebelum saya berangkat, saya mendapat kabar,
katanya wisuda di undur satu minggu. Alhamdulillah, bisa ke Jogja dengan
perasaan yang tenang. Pasalnya tiket tak mungkin bisa dibatalkan. Acara tur
buku penulis favorit saya juga tak akan bisa dirubah.
Malam sebelum saya berangkat, saya menyiapkan bekal
terlebih dulu. Untuk besok diperjalanan, takutnya saya lapar. Jogja madura,
jaraknya tidak dekat. pagi harinya, saya bangun pukul empat subuh. Bersiap dan
kemudian berangkat dari indekost pukul 7 pagi. Saya diantar oleh teman saya kepelabuhan.
Namun belum ada kapal yang bersandar saat kami sampai, jadi kami harus menunggu
bebarapa menit. Karena belum ada kapal, teman saya menemani untuk menunggu
kapal bersandar.
Sebelum naik ke kapal, saya bertemu salah seorang teman, alhamdulillah
kali ini tidak sendiri didalam kapal. Sampai di dermaga Ujung Surabaya, saya
berjalan sedikit ke dekat polres. Pesan ojol (ojek online). Tak begitu lama
ojolpun datang. Kami segera meluncur ke stasiun gubeng.
Awalnya, saya fikir saya naik kereta dari stasiun gubeng
baru, tapi ternyata saya salah, harusnya di gubeng lama. Alhasil saya harus
berjalan lewat jalan raya untuk berpindah stasiun. Saya tidak begitu
terburu-buru. Di stasiun Gubeng Baru saya masih sempat duduk agak lama dan
mengabari mbak Tika. Lagipula masih sekitar pukul sembilan saat itu, dan kereta
saya berangkat pukul 10.45 wib.
Namun, terdamparnya saya distasiun gubeng baru ada
hikmahnya. Adalah pokoknya ya, kalian tak perlu tahu. Agak jauh untuk pergi ke
gubeng lama, karena saya lewat luar. Sebenarnya lewat dalampun bisa, tapi saya
tidak tahu. Saya sudah bertanya ke satpam, dikasih tau juga lewat jalan raya
bukan lewat dalam. Agak panas dan seperti orang hilang, karena masih sedikit
bingung saya bertanya ke mas-mas yang saat itu papasan dengan saya dijalan.
Sudah biasa saya tanya ke orang tak dikenal, dan alhamdulillah selalu bertemu
orang baik.
Di gubeng lama, saya juga harus menuggu agak lama.
Tiba-tiba seorang laki-laki duduk disamping saya. Umurnya masih sekitar 20
keatas. Masnya cerewet, banyak tanya, tapi saya hanya balas dengan kalimat
cuek. Malas menanggapi. Akhirnya mas itu pergi sendiri.
Perjalanan dari surabaya
sampai ke Jogja 6jam. Saya mabok. Perut agak sedikit mual. Sampai disolo saya
memejamkan mata, biasanya kalau saya mual kemudian tidur mualnya akan hilang. Benar
saja, agak sedikit membaik setidaknya.
Saya turun di stasiun lempuyangan,
saya dijemput kakak. Hmm, selalu repot kalau dijemput distasiun, dapat omelan.
Sekitar setengah lima sore saya sampai di stasiun lempuyangan. Setelah
menemukan keberadaan kakak saya, kami langsung menuju indekost.
Istirahat, kemudian makan.
Saya makan sedikit, karena perut masih mual. Bekal yang saya bawa dari kost
belum saya makan sama sekali, jadi saya makan saat sampai di kost.
Indekost Mbak Tika kali
ini memang lebih lengkap, sudah ada dapur dan wastafel tempat mencuci piring. Jadi
tak perlu lagi jongkok untuk mencuci piring. Ditambah lagi sudah ada kulkas,
sekarang tak perlu membeli es kalau haus. Makanan juga lebih awet karena bisa
ditaruh kulkas.
Hari sabtu pagi, saya
diajak pergi ke pasar. Lupa pasar apa namanya. Agak jauh dari indekost. Belanja
untuk keperluan makan beberapa hari kedepan. Keliling cari bahan. Pulang dari
pasar, istirahat sebentar dan kemudian diajak mbak pergi ke kantornya.
Banyak hal saya lakukan sendirian
di Jogja. Dari mulai datang ke tur buku penulis favorit, ke sunmor (Sunday morning
ugm), ke toko buku, bahkan ke malioboro. Jogja selalu indah untuk dikunjungi. Dimanapun
tempat menginapnya, apapun kegiatannya Jogja masih jadi tempat untuk kembali. Dari
beberapa kunjungan saya di jogja, saya ingin sekali menikmati malioboro pada
sore hingga malam hari. Semoga ya, kapan-kapan entah bersama siapa.
Saya kembali ke madura
pada hari rabu, malam harinya saya sempat berbelanja kebutuhan dulu bersama
kakak. Dan pagi sekitar pukul setengah tujuh pagi saya berangkat ke stasiun
Jogja. Agak terburu-buru, padahal pengen foto di stasiun Jogja, tapi gagal.
Jogja, jangan bosan ya aku
kunjungi. Walaupun nanti kalau mbak Tika tak lagi berada disana, semoga masih
bisa pergi kesana. Atau mungkin aku menetap disana? Ah, Jogja terlalu indah dan
nyaman. Betah banget disana.